Bandarlampung (ANTARA) - Pelaksana tugas Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Lampung Soetriningsih mengatakan pernikahan dini masih menjadi tantangan dalam pembangunan keluarga yang berkualitas di provinsi tersebut.
"Masih ada tantangan besar dalam pembangunan keluarga di lapangan, terutama pernikahan usia dini yang masih terjadi di sejumlah wilayah," kata Soetriningsih, usai peringatan Puncak Hari Keluarga Nasional (Harganas) 2025 di Bandarlampung, Jumat.
Oleh sebab itu, lanjut dia, BKKBN Lampung juga terus memaksimalkan peran duta-dutanya dalam mengedukasi masyarakat melalui forum generasi berencana (Genre) sehingga dapat meminimalisasi pernikahan dini.
Baca juga: Pemerintah Kabupaten Bekasi fokus tekan angka pernikahan dini
Baca juga: Menteri Kesehatan sebut pernikahan usia anak picu bayi lahir kerdil
"Sasaran kami ini anak-anak remaja yang ternyata peminatnya banyak di kampus-kampus," kata dia.
Ia mengatakan bahwa duta-duta genre ini akan berperan aktif dalam berbagai aspek dan harus menjadi agen perubahan remaja, sehingga pernikahan yang dilakukan dapat terencana dengan baik.
"Jadi duta-duta Genre ini akan mengedukasi untuk perencanaan berkeluarga. Bagaimana sebelum berkeluarga itu kehidupannya harus baik, merencanakan pendidikan, sosial dan lainnya," kata dia.
Baca juga: Pernikahan dini berisiko picu gangguan kesehatan mental
Pada sisi lain, Kepala BKKBN Lampung juga menyoroti capaian penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang yang masih perlu ditingkatkan, serta masih banyak anak-anak yang belum mendapatkan intervensi optimal baik dari pemerintah maupun swasta.
"Oleh karena itu dalam hal ini kami juga mendorong konsolidasi dengan mitra, agar capaian KB jangan panjang dapat terus ditingkatkan. Kemudian memaksimalkan program Orang Tua Asuh Cegah Stunting Genting, ini yang masih menjadi pekerjaan rumah bersama," kata dia.
