Jakarta (ANTARA) - Militer Amerika Serikat selalu berupaya menghadirkan teknologi paling modern saat melakukan latihan gabungan dengan Indonesia, kata Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) Kedutaan Besar AS Heather Merritt pada Rabu (11/6).
Dia mengatakan hal itu saat ditanya apakah AS akan membawa pesawat jet tempur F-15 dalam latihan gabungan Super Garuda Shield yang rencananya akan digelar pada akhir Agustus.
Dalam wawancara singkat usai menghadiri pembukaan “USA Partnership Pavillion” di Indo Defense Expo and Forum 2025 di Jakarta, Merritt mengatakan pihaknya belum memiliki perincian yang pasti mengenai alat yang akan dibawa pada latihan gabungan itu karena masih dibicarakan dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan 14 mitra latihan lainnya.
Namun, dia mengatakan bahwa AS tetap ingin Indonesia memiliki akses ke teknologi kelas dunia yang dimiliki militer AS dan yang dibawa oleh perusahaan-perusahaan AS.
Baca juga: Kabupaten Bogor jadi tuan rumah simulasi latihan gabungan TNI dan militer AS
Pada kesempatan yang sama, Komandan Garda Nasional Angkatan Darat Hawaii Brigadir Jenderal Tyson Y. Tahara mengatakan bahwa latihan gabungan itu telah berkembang pesat sejak dirinya mengikuti kegiatan yang sama ketika masih berpangkat mayor.
“Saya akan berusaha sebaik mungkin untuk kembali (berpartisipasi) dan mudah-mudahan dapat menyaksikan Super Garuda Shield bersama 14 negara yang berbeda. Dan bagian terbesarnya adalah semua komponen dari pasukan AS dan Indonesia akan berpartisipasi dalam latihan itu,” kata dia.
Super Garuda Shield adalah latihan militer gabungan tahunan antara TNI dan Angkatan Bersenjata AS, yang juga melibatkan negara-negara lain di kawasan Indo-Pasifik.
Baca juga: Latihan Gabungan TNI, di antara perang konvensional dan modern
Latihan itu digelar untuk meningkatkan kemampuan militer, interoperabilitas, dan komitmen kolektif terhadap kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
Selain AS dan Indonesia, Super Garuda Shield tahun ini akan diikuti 14 negara lain: Inggris, Australia, Jepang, Korea Selatan, Prancis, Kanada, Jerman, Belanda, Brazil, India, Singapura, Selandia Baru, Kamboja, dan Papua Nugini.