Jakarta (ANTARA) - Peneliti Bidang Ekonomi The Indonesian Institute Center for Public Policy Research (TII) Putu Rusta Adijaya menyampaikan bahwa hilirisasi baja merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan devisa negara.
“Muara dari proses hilirisasi, seperti hilirisasi baja, adalah salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah dari produk baja Indonesia,” ucap Putu ketika dihubungi Antara dari Jakarta, Selasa.
Dengan demikian, tutur Putu, Indonesia tidak akan mengekspor bahan mentah saja, tetapi mengekspor produk olahan baja dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
“Alhasil, nilai ekspor Indonesia diharapkan akan meningkat dan juga akan meningkatkan devisa Indonesia,” ucapnya.
Putu menyoroti bahwa hilirisasi yang didukung oleh kerangka kebijakan yang transparan, bertanggung jawab akan menarik investasi asing. Meskipun begitu, untuk menarik investasi asing, terdapat sejumlah hal yang patut diperhatikan dan dipastikan.
Sebelumnya, PT Tata Metal Lestari, bagian dari Tatalogam Group dan pemimpin industri baja hilir di Indonesia, kembali mencatatkan pencapaian gemilang dengan mengekspor 5.000 ton baja lapis ke Amerika Serikat. Kolaborasi strategis dengan PT Krakatau Baja Industri (KBI), anak usaha PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, menunjukkan semakin kuatnya daya saing baja Indonesia di pasar global.
Baca juga: Hilirisasi baja perkuat kemandirian industri nasional
Baca juga: Produsen baja siap pasok baja tanpa karbon untuk Eropa