Bogor (Antara Megapolitan) - Nurul Amri Komarudin alumni Departemen Geofisika dan Meteorologi (GFM) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Pertanian Bogor (IPB) angkatan 49 berhasil menjadi fasilitator lapang pendamping petani dalam mengembangkan produksi hortikultura di Kabupaten Mandailing Natal, Provinsi Sumatera Utara.
Pendampingan dilakukan selama empat bulan terhitung dari tanggal 10 Juli 2017 sampai 10 November 2017. Kegiatan ini merupakan kerja sama antara Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB dengan Dinas Pertanian Mandailing Natal yang diberi nama program Stasiun Lapang Agrokreatif IPB (SLAK).
Pendampingan kepada petani fokus dilakukan di Kecamatan Puncak Sorik Merapi, Kabupaten Madina. Secara topografi kecamatan ini memiliki ketinggian rata-rata antara 700–900 mdpl dan secara klimatologi suhu rata-rata berada pada kisaran 170C-210C dengan rata-rata curah hujan tahunnya berkisar 2.113 mm–3000 mm.
Dengan demikian, terangnya, kecamatan ini sangat cocok untuk dilakukan pengembangan tanaman hortikultura. Adapun komoditas yang dikembangkan meliputi tanaman hortikultura seperti cabai merah, daun seledri, kubis, tomat, kacang buncis, dan jeruk keprok, dengan tambahan tanaman perkebunan yaitu Kopi.
Hasil pendampingan selama empat bulan menunjukkan bahwa masyarakat di Kecamatan Puncak Sorik yang 99 persen bermata pencaharian sebagai petani secara teknis sudah mengerti mengenai cara bertani, tetapi masih kurang pemahaman mengenai hama dan penyakit yang menyerang tanaman hortikultura serta masih kurangnya penggunaan teknologi tepat guna dan managemen pertanian.
Oleh karena itu dilakukan pendampingan agar produksi hortikultura yang dikembangkan oleh petani meningkat.
“Selama melakukan pendampingan petani, fasilitator bersama petani berhasil meningkatkan produksi tanaman seperti cabai merah, daun seledri, kubis, tomat, dan kacang buncis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sektor pertanian memang cukup menguntungkan bagi petani apabila dilakukan dengan manajemen yang baik,†ujarnya.
Kegiatan pendampingan ini diakhiri dengan acara sarasehan yang dilakukan bersama LPPM IPB, Dinas Pertanian Mandailing dan Petani Binaan. Hingga sampai selesai kegiatan, petani yang berhasil dibina oleh fasilitator adalah sebanyak 30 petani.
Kemudian dilakukan diskusi bersama Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mandailing Natal, para penyuluh dan petani membahas hasil kerja fasilitator SLAK selama empat bulan di Madina, menurut kepala dinas hasilnya sangat memuaskan dan beliau meminta agar program pendampingan ini berkelanjutan serta menyarankan agar Nurul Amri Komarudin tahun depan bersedia kembali menjadi fasilitator di Kabupaten Mandailing Natal dan ditambahkan sebanyak empat fasilitator alumni IPB untuk ditempatkan di berbagai Kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal, untuk mewujudkan kawasan agribisnis dan agrowisata di Kabupaten Mandailing Natal yang unggul dan maju.
Alumni IPB Sukses Menjadi Fasilitator Lapang Pendamping Petani
Rabu, 6 Desember 2017 10:35 WIB
"Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sektor pertanian memang cukup menguntungkan bagi petani apabila dilakukan dengan manajemen yang baik."