Jakarta (ANTARA) - Jumlah warga yang mengungsi untuk menghindari dampak erupsi Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kembali bertambah menjadi sebanyak 221 orang pada Jumat.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan di Jakarta, Jumat, mengatakan ratusan warga tersebut berasal dari Desa Sangaji Nyeku yang merupakan desa terdekat dengan jarak 3,7 kilometer dari bukaan kawah aktif Gunung Ibu sehingga warga setempat harus dievakuasi.
BNPB mengkonfirmasi bahwa ratusan orang tersebut mengungsi ke Gereja Tongotesungi di Desa Akesibu, Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, yang sudah dipastikan aman oleh pemerintah daerah setempat.
Selanjutnya, Abdul menyebutkan bahwa hari ini evakuasi akan dilakukan untuk warga dari Desa Sosangaji, Tuguis, Togoreba Sungi, l Borona, dan Todoke di Kecamatan Tabaru, Halmahera Barat. BNPB berdasarkan pengalaman tanggap darurat erupsi Gunung Ibu pada Mei 2024 mengestimasi jumlah keseluruhan warga yang akan dievakuasi lebih kurang 3.000 orang.
Hal ini dilakukan sebagaimana rekomendasi dari Badan Geologi Kementerian ESDM bahwa kelima desa berada di zona rawan erupsi Gunung Ibu dan berpotensi risiko ancaman lahar ataupun lava pijar Gunung Ibu sehingga perlu dievakuasi untuk menghindari potensi bahaya.
Baca juga: Gunung Ibu semburkan abu setinggi 1.500 meter
Baca juga: BPBD evakuasi warga 6 desa di Halmahera Barat antisipasi abu vulkanik dan lava pijar Gunung Ibu
Baca juga: Aktivitas vulkanik tiga gunung berapi di Indonesia jadi fokus siaga darurat