Jakarta (Antara Megapolitan) - PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator sepak bola Indonesia merespons aksi protes kalangan klub Liga 1 dengan mengagendakan pertemuan guna membahas solusi penanggulangannya.
"Kami segera akan mengadakan pertemuan dengan pihak berwenang dari 18 klub Liga 1, tujuan utamanya untuk meredakan kegaduhan yang sebetulnya tidak perlu," kata Direktur Utama PT LIB Berlinton Siahaan dalam acara temu wartawan di Jakarta, Kamis petang.
Pihak LIB merasa perlu diadakan pertemuan ini karena protes tersebut disertai dengan ancaman pemogokan jika tuntutan mereka tidak diakomodir.
"Kami akan mengadakan pertemuan pekan depan untuk membicarakan mengenai kompetisi dan undangan akan kami mulai sebar pekan ini," kata Direktur PT LIB Risha Adi Wijaya di lokasi yang sama.
Sebelumnya, kelompok yang menamakan diri Forum Klub Sepak Bola Profesional Indonesia dan mengaku berasal dari 15 klub Liga 1 terkecuali Persib Bandung, Bali United dan PS TNI, melayangkan protes pada operator liga, PT LIB.
Mereka melayangkan 15 tuntutan pada PT LIB karena merasa ada tiga aspek liga yang belum sempurna dijalankan oleh sang operator selama kompetisi berjalan, yakni aspek teknis, legal dan bisnis.
Akan tetapi kebanyakan dari klub cenderung mengeluhkan keputusan LIB yang kerap diambil tanpa kesepakatan klub. Itu seperti penggunaan wasit asing atau pengelolaan jadwal yang tak menguntungkan beberapa klub.
Forum ini menuntut PT LIB untuk memberikan surat perjanjian yang mereka sebut seharusnya diberikan sebelum Liga 1 digelar dalam rentang waktu 14 hari ke depan.
Adapun lima belas tuntutan dari Forum Klub Sepak Bola Profesional Indonesia adalah:
1. Breakdown sumber dana
2. Transparansi jumlah sponsor
3. Transparansi share hak siar
4. Pelaksanaan pilihan live pertandingan
5. Formulasi ranking dan fee rating televisi
6. Pemilihan waktu pertandingan
7. Transparansi penggunaan anggaran
8. Legal standing hubungan LIB dan klub
9. Kejelasan perjanjian hak dan kewajiban LIB dan klub
10. Hak gaji pemain yang dipanggil timnas
11. Regulasi kompetisi secara umum
12. Penugasan wasit asing
13. Kebijakan kompetisi usia muda
14. Transparansi jumlah pertandingan home dan away
15. Implementasi fairness yang sering dipaksakan.
"Kami segera akan mengadakan pertemuan dengan pihak berwenang dari 18 klub Liga 1, tujuan utamanya untuk meredakan kegaduhan yang sebetulnya tidak perlu," kata Direktur Utama PT LIB Berlinton Siahaan dalam acara temu wartawan di Jakarta, Kamis petang.
Pihak LIB merasa perlu diadakan pertemuan ini karena protes tersebut disertai dengan ancaman pemogokan jika tuntutan mereka tidak diakomodir.
"Kami akan mengadakan pertemuan pekan depan untuk membicarakan mengenai kompetisi dan undangan akan kami mulai sebar pekan ini," kata Direktur PT LIB Risha Adi Wijaya di lokasi yang sama.
Sebelumnya, kelompok yang menamakan diri Forum Klub Sepak Bola Profesional Indonesia dan mengaku berasal dari 15 klub Liga 1 terkecuali Persib Bandung, Bali United dan PS TNI, melayangkan protes pada operator liga, PT LIB.
Mereka melayangkan 15 tuntutan pada PT LIB karena merasa ada tiga aspek liga yang belum sempurna dijalankan oleh sang operator selama kompetisi berjalan, yakni aspek teknis, legal dan bisnis.
Akan tetapi kebanyakan dari klub cenderung mengeluhkan keputusan LIB yang kerap diambil tanpa kesepakatan klub. Itu seperti penggunaan wasit asing atau pengelolaan jadwal yang tak menguntungkan beberapa klub.
Forum ini menuntut PT LIB untuk memberikan surat perjanjian yang mereka sebut seharusnya diberikan sebelum Liga 1 digelar dalam rentang waktu 14 hari ke depan.
Adapun lima belas tuntutan dari Forum Klub Sepak Bola Profesional Indonesia adalah:
1. Breakdown sumber dana
2. Transparansi jumlah sponsor
3. Transparansi share hak siar
4. Pelaksanaan pilihan live pertandingan
5. Formulasi ranking dan fee rating televisi
6. Pemilihan waktu pertandingan
7. Transparansi penggunaan anggaran
8. Legal standing hubungan LIB dan klub
9. Kejelasan perjanjian hak dan kewajiban LIB dan klub
10. Hak gaji pemain yang dipanggil timnas
11. Regulasi kompetisi secara umum
12. Penugasan wasit asing
13. Kebijakan kompetisi usia muda
14. Transparansi jumlah pertandingan home dan away
15. Implementasi fairness yang sering dipaksakan.