Akademisi sekaligus pegiat kurikulum pendidikan Zulfikri Anas menilai pendidikan numerasi sejak usia dini dapat mencegah perilaku korupsi di masa depan.
Ia mengatakan, pendidikan numerasi sejak PAUD dapat menumbuhkan number sense peserta didik sedini mungkin, yakni sebuah kecakapan untuk menyebutkan angka atau nominal sesuai jumlah yang sebenarnya.
“Harapannya saat dewasa mereka selalu menyebutkan angka sesuai dengan jumlahnya karena number sense sudah kuat, tidak goyah diminta untuk mark-up karena sudah paham angka itu lambang yang harus dipertanggungjawabkan,” kata Zulfikri dalam webinar bertajuk Transisi PAUD ke SD Membangun Jembatan Pendidikan Berkesinambungan di Jakarta pada Rabu.
Selain itu, ia mengatakan pendidikan numerasi sejak usia dini juga diharapkan tidak hanya menguatkan logika operasi dasar hitung peserta didik, namun juga pemahaman akan filosofinya yang bermanfaat untuk keseimbangan hidup.
Dalam operasi dasar hitung matematika, lanjutnya, aktivitas menambah, mengurang, menggali, dan membagi itu dilakukan untuk mendapatkan keseimbangan, yang ditandai dengan simbol sama dengan (=).
“7 akan sama dengan 10 ketika ditambah 3, dan 10 akan sama dengan 7 kalau dikurangi 3. Artinya untuk mendapatkan keseimbangan yang berlebih dikurangi, yang kurang ditambah. Ya sama dengan hidup, kalau mau bahagia ya yang seimbang, jangan ditambah terus, jangan apa-apa di mark-up,” imbuhnya
Oleh karena itu, ia berharap pendidikan numerasi sejak usia dini, seperti di tingkat PAUD nantinya dapat mencetak generasi dengan integritas dan tanggung jawab yang kuat terhadap penggunaan angka di masa depan.