Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mohammad Zainal Fatah mengungkapkan pembangunan tanggul pantai Jakarta yang ditugaskan kepada PUPR ditargetkan dapat selesai pada tahun 2025.
"PUPR sudah sedikit lagi, mudah-mudahan tahun depan sudah selesai targetnya, tanggul pantai yang ditugaskan kepada PUPR," ujar Zainal Fatah di Jakarta, Selasa.
Pembangunan tanggul pantai di Jakarta tersebut ditugaskan kepada Kementerian PUPR dan kepada Pemerintah Provinsi Jakarta.
Pembangunan tanggul tersebut bertujuan melindungi masyarakat yang berada di pantai utara Jakarta agar tidak mengalami rob terus menerus.
Baca juga: Pembangunan tanggul di pesisir utara Jakarta dlanjutkan guna antisipasi banjir rob
Tanggul pantai sendiri berbeda dengan tanggul laut di mana tanggul pantai merupakan tanggul yang dibangun mepet pantai, sedangkan tanggul laut merupakan tanggul yang dibangun di laut.
Sebagai informasi, Kementerian PUPR melalui Program Pembangunan Terpadu Pesisir Ibukota Negara (PTPIN) atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) telah membangun tanggul pantai dan tanggul muara sungai di pesisir DKI Jakarta sepanjang 4,57km pada tahun 2014-2018.
Kemudian pada tahun 2019 dilakukan kerja sama dengan Pemerintah DKI Jakarta, sehingga pada tahun 2019-2024 telah terbangun tanggul sepanjang 8,27 km.
Total keseluruhan panjang tanggul yang akan dibangun adalah 14,45 km. Saat ini sepanjang 1,6 km sedang dikerjakan.
Baca juga: Peneliti IPB: Giant Sea Wall dan Implikasinya bagi Ekosistem Terumbu Karang Teluk Jakarta
Manfaat program PTPIN adalah untuk menahan air laut akibat gelombang pasang air laut atau banjir rob, mengurangi kerugian ekonomi dan kerugian secara sosial akibat banjir rob, dan sebagai batas jelas pengembangan daratan di kawasan pesisir.
Prinsip pembangunan PTPIN bukan hanya sebagai pengendali kenaikan muka air laut dan banjir semata, namun turut memperbaiki kondisi lingkungannya dengan hadirnya konsep ruang ketiga.
Wilayah pesisir Ibu kota Jakarta merupakan salah satu daerah yang terdampak risiko banjir akibat fenomena penurunan permukaan tanah, sejumlah penelitian menyebutkan permukaan tanah di Jakarta terus mengalami penurunan, terutama di sepanjang pesisir utara Jakarta.