Dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (24/9), nama “Mekar” diambil sebagai simbol pertumbuhan, pembaruan, dan kebangkitan karier Duo Anggrek.
Filosofi di balik “Mekar” mencerminkan perjalanan mereka yang terus berkembang dan beradaptasi di industri musik, seperti bunga yang terus mekar di setiap musim.
Baca juga: The Virgin rilis album baru bertajuk Full Circle
Album “Mekar” terdiri dari tujuh lagu yang tetap mempertahankan ciri khas dancedhut dan menjadi identitas Duo Anggrek, dengan fokus track “Amadiketu” (Aku Sama Dia Dekat Tapi Takkan Bisa Bersatu).
“Ya, liriknya mungkin seperti related dengan kondisi yang sering terjadi saat ini di mana banyak di kalangan generasi Z. Mereka menjalin suatu hubungan yang dekat dengan pasangannya tapi pada kenyataannya mereka sulit bersatu,” kata Devay, salah satu personel Duo Anggrek.
Album "Mekar" menawarkan kombinasi unik antara dancedhut tradisional dan elemen musik modern yang segar. Tidak hanya itu, "Mekar" juga membawa nuansa baru dengan aransemen yang lebih berani, serta pesan lirik yang relevan dengan kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Album "Badai Pasti Berlalu" album Indonesia terbaik 2007 dirilis ulang dalam bentuk piringan hitam
Kini, Duo Anggrek berharap album “Mekar” dapat menjadi inspirasi bagi pendengar untuk selalu mekar, tumbuh, dan berani menghadapi tantangan dalam hidup. Dengan “Mekar”, Duo Anggrek ingin membuktikan bahwa mereka masih relevan dan terus berkembang di industri musik yang terus berubah.