Kota Bogor (ANTARA) - Program Gerobak Sae Pisan (Gerakan Bogor Bebas Kumuh Strategi Akselerasi Pemukiman Indah Sehat Aman Nyaman) yang digagas Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperumkim) Kota Bogor, Jawa Barat, meraih peringkat pertama dalam Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan 6.
Penghargaan dari Lembaga Administrasi Negara (LAN) ini, diterima Kepala Disperumkim Kota Bogor Juniarti Estiningsih, mengungguli 64 program lain se-Indonesia.
Estiningsih, di Kota Bogor, Jumat, menjelaskan program ini bertujuan mengurangi kawasan permukiman kumuh di Kota Bogor. Selain itu, program ini juga berupaya meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat.
“Saya tidak percaya, karena melihat yang lain banyak menyajikan program yang bagus dan inovatif juga. Pesaingnya berat-berat semua, dan alhamdulillah program dari Pemkot Bogor yang jadi juara pertamanya,” kata Estiningsih.
Baca juga: Disperumkim Kota Bogor lakukan langkah antisipasi pohon tumbang saat hujan deras
Baca juga: Disperumkim Kota Bogor inisiasi program 'Gerobak Sae Pisan'
Adapun pilot project program ini dilaksanakan di RW 02 Kampung Mantarena, Kelurahan Panaragan. Estiningsih menjelaskan, lewat program ini masyarakat setempat dapat meningkatkan pendapatan dengan menjual berbagai macam makanan dan minuman, salah satunya dengan kreasi Warung Kerek.
“Warung Kerek dan jajanan tepi sungai menjadi salah satu daya tarik utama program ini, karena menawarkan berbagai makanan dan minuman yang lezat dan unik. Dengan demikian, program ini tidak hanya membantu meningkatkan ekonomi masyarakat, tetapi juga memperkenalkan kuliner lokal kepada masyarakat luas,” ujarnya.
Menurut dia, program ini tampil berbeda dari upaya-upaya penanganan kumuh yang sudah ada lebih dulu. Terlebih, ada unsur kolaborasi pentahelix yang langkah penanganannya juga menyasar pemberdayaan sosial dan ekonomi masyarakat.
Baca juga: Disperumkim Kota Bogor lakukan pemeliharaan alun-alun yang gundul
Dengan demikian, ia menilai, program Gerobak Sae Pisan membuat ekonomi masyarakat meningkat, dan menjadi penguatan pencegahan kumuh kembali terulang di kemudian hari.
“Disperumkim melibatkan 18 OPD, dunia usaha, masyarakat, akademisi, dan media massa dalam percepatan penanganan kumuhnya,” ujarnya.
Ke depan, Esti menargetkan akan mereplikasi program ini di 103 titik kawasan kumuh yang tersebar di 57 Kelurahan di Kota Bogor.
“Kemudian, program yang sudah jalan, melalui aplikasi SIPRANATA untuk melakukan kontrol dan evaluasi program Gerobak Sae Pisan,” ujarnya pula.