Jakarta (ANTARA) - Reksa Dana Insight Haji Syariah (I-Hajj Syariah Fund) melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) memberangkatkan umrah 44 sosok inspiratif, mulai dari guru ngaji tuli hingga pendiri sekolah penghafal Al Quran.
Komisaris Independen Insight Investments M Jani dalam keterangannya, Kamis, menyebutkan penghargaan umrah gratis untuk 44 sosok inspiratif ini merupakan bentuk apresiasi dan penghormatan atas keikhlasan dan kontribusi mereka dalam memajukan pendidikan, berkontribusi sosial, serta membantu komunitas yang membutuhkan.
“Penghargaan Umrah tahunan dari Insight Investments ini merupakan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang berasal dari Reksa Dana Insight Haji Syariah (I-Hajj Syariah Fund) diharapkan akan mampu mendorong lebih banyak orang untuk terlibat aktif dalam kegiatan sosial, kemasyarakatan, pendidikan, serta terus berkontribusi positif dalam membangun komunitas yang lebih baik,” ungkap Jani.
Dengan diberangkatkannya jemaah pada tanggal 28 Agustus 2024 ini, program rangkaian ibadah umrah tahun 2024 telah memberangkatkan lebih dari 100 jemaah.
Secara keseluruhan, sejak 2005, Reksa Dana I-Hajj Syariah Fund yang dikelola Insight Investments telah memberangkatkan hampir 900 jemaah kurang mampu untuk berangkat menunaikan ibadah haji dan umrah ke Tanah Suci.
Dua di antaranya yang diberangkatkan umrah adalah seorang mantan tukang tambal ban, Kamidi (53) dan seorang teman Tuli, Adika Hario Nugroho (33) yang telah berdedikasi memperjuangkan pendidikan Al-quran di Indonesia.
Mengawali kisahnya sebagai tukang tambal ban, Kamidi mengambil langkah inspiratif pada Februari 2009 dengan mendirikan Kelompok Bermain (KB) Permata Islam di rumahnya sendiri tanpa memungut biaya. Setiap hari beliau mengajar dari jam 7 pagi hingga jam 11 siang, baru setelahnya bekerja sebagai tukang tambal ban.
"Alhamdulillah, hingga kini, sekolah kami semakin diminati, termasuk oleh peserta didik yang tinggal jauh dari Permata Islam. Sejak tahun 2017, banyak yang datang untuk studi banding di sekolah kami, mulai dari provinsi setempat hingga berbagai kota seperti Jakarta, Bekasi, Bogor, Semarang, Surabaya, bahkan luar Pulau Jawa seperti Aceh, Medan, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur," tutur Kamidi yang berasal dari Kulon Progo, Yogyakarta.
Sejak 2014, KB Permata Islam telah berkembang menjadi sekolah Tahfidz tingkat dasar yang berfokus pada pendidikan hafalan Al-Qur'an. Namun, fasilitas yang tersedia masih sangat terbatas. dengan hanya terdapat dua ruang kelas yang layak, sementara yang lainnya masih menggunakan ruang seadanya, seperti rumah panggung dari bambu.
Kamidi berharap ke depannya bisa terwujud sarana dan prasarana yang lebih layak untuk mendidik santri dalam menghafal Al-Qur'an. Rencananya, sekolah ini akan berkembang dari PAUD hingga SMA dengan kurikulum berbasis tauhid dan entrepreneurship, agar lulusannya kelak memiliki keberanian, kemandirian, kreativitas, dan menumbuhkan peluang untuk masa depan mereka.
Selain Kamidi, Adika Hario Nugroho asal Salatiga yang kini berdomisili di Bekasi juga mendapatkan penghargaan umrah gratis dari Insight IM. Adika berbagi kisah perjuangannya sebagai teman Tuli yang meskipun menghadapi tantangan besar karena kondisi fisiknya, namun tidak lantas menjadi hambatan untuk mengejar impian dan membantu komunitasnya.
“Saya Tuli sejak kecil dan belajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) di Salatiga. Namun, di SLB, Kami tidak mendapat pemahaman yang memadai tentang kondisi kami. Setelah lulus SMA, Saya bekerja sebagai tukang kayu, kemudian sebagai chef di sebuah kafe, hingga akhirnya Saya menemukan makna hidup Saya saat mengajar di The Little Hijabi Institute,” ungkap Adika.
The Little Hijabi Institute, sekolah pertama di Indonesia yang didirikan oleh seorang Teman Tuli, menggunakan bahasa isyarat sebagai sarana komunikasi utama bagi anak-anak dan orang tua. Pada institusi ini, Adika mengajar kelas bahasa isyarat Muslim kepada mahasiswa Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA), calon ustad ustazah dan juga mengisi kelas kisah dalam isyarat kepada para orang tua dan mahasiswa secara luas.
Bersama The Little Hijabi Institute, Adika sedang mengembangkan bahasa isyarat khusus Islam melalui Project Isyarat Cahaya. Ia juga membantu dalam penyuntingan, ilustrasi, dan peraga isyarat untuk kamus dan video isyarat Islam. Adika berharap institusi ini dapat memiliki studio untuk menerjemahkan kajian Islam, memproduksi buku kisah Islam dalam video isyarat, serta membuka kelas bahasa isyarat di sekolah-sekolah umum.
Baik Kamidi maupun Adika, sangat terharu dan bersyukur atas kesempatan umrah yang diberikan oleh Insight Investments. Keduanya berharap bahwa penghargaan ini tidak hanya menjadi pengakuan atas usaha mereka tetapi juga bisa menjadi inspirasi bagi orang lain untuk terus berbuat baik dan membantu sesama, meskipun dalam keterbatasan.
I-Hajj Syariah Fund berangkatkan umrah guru ngaji tuli hingga pendiri sekolah Al Quran
Kamis, 5 September 2024 13:56 WIB