"Ini merupakan kewajiban pemerintah dalam memfasilitasi para pencari kerja untuk mendapatkan kesempatan sesuai dengan bidang dan kemampuan yang dimiliki," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi (Nakertransgi) DKI Jakarta, Hari Nugroho di Jakarta, Rabu.
Hari mengatakan bursa kerja ini sebagai langkah awal untuk menyerap tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran di Kota Metropolis ini.
Hari berharap, selain memanfaatkan bursa kerja, warga Jakarta juga bisa berinovasi melalui program pelatihan yang sudah disediakan pemerintah di setiap wilayah.
"Melalui pelatihan kerja setidaknya mereka bisa menguasai suatu bidang pekerjaan untuk usaha mandiri, bahkan membuka lapangan pekerjaan," ujarnya.
Baca juga: Pemkab Purwakarta gandeng pengusaha bisa serap pencari kerja lulusan BLK
Baca juga: Bursa kerja Depok hadirkan 40 perusahaan siapkan lowongan berbagai posisi
Kepala Suku Dinas Nakertransgi Jakarta Selatan, Fidiyah Rokhim mengatakan bursa kerja ini bertujuan dapat memudahkan antara pemberi dan penerima kerja.
Baca juga: Bursa kerja Depok hadirkan 40 perusahaan siapkan lowongan berbagai posisi
Kepala Suku Dinas Nakertransgi Jakarta Selatan, Fidiyah Rokhim mengatakan bursa kerja ini bertujuan dapat memudahkan antara pemberi dan penerima kerja.
"Melalui kegiatan ini diharapkan tenaga kerja, maksimal terserap dan angka pengangguran bisa terus diminimalisir," ujar Fidiyah.
Fidiyah menambahkan, ada 40 perusahaan yang membuka lowongan dengan posisi atau jabatan beragam seperti, teknisi, pemasar (sales), teknologi informasi (IT support), kasir, penjualan hingga sopir.
"Kita juga menggelar Bazaar Jakpreneur yang diikuti 10 binaan kami. Semoga dapat meningkatkan perekonomian mereka," ujarnya.
Bursa kerja di Jakarta Selatan ini berlangsung mulai 13-14 Agustus 2024 di ITC Permata Hijau, Lantai LG, Kebayoran Lama.
Baca juga: Ratusan lowongan kerja tersedia di bursa kerja IPB University
Dinas Nakertransgi DKI Jakarta menyatakan tren pemutusan hubungan kerja (PHK) mengalami penurunan sebesar 31 kasus pada periode Januari sampai Juni 2024, bila dibandingkan dengan periode yang sama pada 2023 sebanyak 307 kasus yang melibatkan 847 orang pekerja.
Kemudian, tingkat pengangguran terbuka DKI Jakarta, yaitu pada akhir tahun (2023) mencapai 6,3 persen atau menurun sekitar 1,54 persen dari tingkat pengangguran terbuka pada periode Februari 2023.