Kediri (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPP LDII) menandatangani nota kesepahaman atau MoU untuk pencegahan stunting.
Penandatanganan MoU tersebut dirangkaikan dengan “Webinar Cegah Stunting” di Pondok Pesantren Wali Barokah, Kota Kediri, Jawa Timur, Sabtu.
Ketua Umum DPP LDII KH Chriswanto Santoso dalam keterangan tertulisnya, mengungkapkan kesehatan merupakan salah satu bagian dari “Delapan Program Kerja LDII untuk Bangsa”, di sisi lain pemerintah memiliki kepentingan untuk menekan angka stunting.
“Dalam membangun SDM ada empat prioritas yang menjadi target kami. Program yang pertama masalah kebangsaan, karena generasi kita harus berwawasan kebangsaan, yang kedua keagamaan sebab generasi membutuhkan ilmu agama agar tercipta generasi yang alim faqih dan berakhlakul karimah,” ujar KH Chriswanto.
Ia menekankan kebangsaan dan keagamaan menjadi pilar utama dalam membangun SDM. Berikutnya adalah pendidikan yang berkaitan dengan pembinaan karakter sehingga generasi muda memiliki karakter,
“Dan yang berikutnya adalah kesehatan. Mengapa kesehatan menjadi perlu, karena generasi kita yang dididik secara karakter tidak ada manfaatnya ketika tidak sehat,” tegasnya.
Kegiatan tersebut dirangkaikan pula dengan dengan pemeriksaan kadar hemoglobin (HB), untuk mengukur protein yang berfungsi membawa oksigen menuju ke semua jaringan tubuh. Pemeriksaan HB tersebut melibatkan ratusan santri wanita Ponpes Wali Barokah.
Di ruang terpisah juga dihelat talk show gizi keluarga dan pangan. Sementara panggung utama di Gedung Wali Barokah, Ponpes Wali Barokah menampilkan narasumber Kepala BKKBN Dr (HC) dr Hasto Wardoyo, Sp.OG (K).
Pada kesempatan itu, Hasto mengapresiasi LDII yang memiliki program yang selaras dengan BKKBN.
“Kami senang sekali bisa MoU dengan LDII, karena bagi kami untuk mencerdaskan generasi bangsa. Kami bekerja sama dengan LDII ini sangat strategis karena program di LDII selaras dengan program BKKBN,” ujar Hasto.
“Kami memiliki program Bina Mitra Keluarga dan Bina Keluarga Balita, sedangkan di LDII memiliki program cabe rawit, dan Generus (Generasi Penerus). Dan pembinaan betul-betul menginginkan generasi yang sehat. Pak Ketum sudah menyampaikan bahwa yang diutamakan adalah pembangunan SDM melalui wawasan kebangsaan, keagamaan, pendidikan dan kesehatan,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Umum DPP LDII KH. Chriswanto Santoso menilai bahwa pencegahan stunting adalah kebutuhan yang mendesak, baik untuk LDII maupun bangsa Indonesia dalam menyongsong Generasi Sehat dan Cerdas Indonesia Emas 2045.
“LDII selalu berkomitmen untuk berkontribusi dalam upaya pencegahan stunting melalui program dan kegiatan yang sejalan dengan tujuan BKKBN. Namun, tanpa dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat, hal itu mustahil mencapai keberhasilan,” tandasnya.
Ia juga menekankan bahwa komitmen BKKBN dan LDII tentang pencegahan stunting tidak hanya berhenti pada penandatanganan MoU. Kerjasama ini diharapkan bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat, dari atas sampai ke bawah di seluruh Indonesia.
“Kami mencoba untuk melakukan sinergisitas dengan BKKBN untuk mengoptimalkan kinerja program antara kedua belah pihak supaya saling mendukung dengan satu sama lainnya, tidak berhenti di atas kertas, namun ada kelanjutan” harapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Pimpinan Ponpes Wali Barokah Kediri sekaligus Dewan Penasihat DPP LDII KH Sunarto mengatakan, acara itu sebagai wujud komitmen Ponpes yang bernaung di bawah LDII dalam menciptakan generasi berkualitas.
“Kegiatan ini dalam upaya meneguhkan komitmen kami agar bagaimana santri sebagai bagian dari generasi bangsa tercukupi gizi dan nutrisinya,” ujarnya.
Ia menyebut, dalam pemeriksaan HB, terdapat beberapa santriwati yang terindikasi anemia. Ia menegaskan, Ponpes telah berupaya memberikan konsumsi makanan bergizi bagi santri dan santriwati, sehingga kebutuhan gizi dan nutrisinya tercukupi.
“Untuk itu, saya mengapresiasi kepada Ketum LDII yang telah menunjuk Ponpes Wali Barokah menjadi tempat pelaksanaan acara ini. Agar kedepan lebih meningkatkan kontribusi dalam upaya membekali pengetahuan dan perilaku hidup sehat termasuk kecukupan gizi dan nutrisinya. Karena mereka yang akan memegang estafet kepemimpinan masa depan. Hal ini sejalan dengan apa yang diprogramkan DPP LDII dalam upaya menciptakan generasi profesional religius,” tutupnya.
Kegiatan “Webinar Cegah Stunting” diikuti oleh perwakilan 37 DPW LDII dan DPD LDII di seluruh Indonesia secara daring. Sementara di studio dihadiri oleh para pengurus Departemen Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Keluarga (PPKK) DPP LDII, Biro PPKK DPW LDII Jawa Timur, Wanita LDII, para pengurus pondok pesantren di bawah naungan LDII, dan 500 lebih santri.
BKKBN-DPP LDII tandatangani nota kesepahaman cegah stunting
Sabtu, 27 Juli 2024 17:13 WIB