Kota Bogor (ANTARA) - Komisi X DPR RI melakukan kunjungan kerja (kunker) spesifik ke Kota Bogor, Jawa Barat (Jabar), dalam rangka melakukan pembahasan terhadap permasalahan dunia pendidikan di wilayah tersebut.
Anggota Komisi X DPR RI Djohar Arifin Husin di Balai Kota Bogor, Jumat, mengatakan Komisi X DPR RI ingin mencari tahu masalah pendidikan apa saja yang terjadi di wilayah tersebut serta membantu mencari jalan keluarnya.
“Banyak masukan yang kami dapatkan, karena kami ada daftar pertanyaan secara tertulis juga. Ini akan jadi bahasan kami di Komisi X DPR,” kata Djohar.
Ia menyebutkan permasalahan pada dunia pendidikan yang terjadi di Kota Bogor ialah guru, sarana prasarana, hingga kekurangan gedung sekolah.
Baca juga: Pemkot Bogor pastikan PPDB 2024 berjalan objektif, transparan, dan akuntabel
“Kota Bogor sendiri kekurangan bangunan fisik sekolah dan kami akan bahas lebih lanjut,” ucapnya.
Kurangnya bangunan fisik sekolah ini menjadi sumber permasalahan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Kota Bogor setiap tahun karena sebarannya tak merata. Oleh karena itu Djohar akan membahas permasalahan ini secara nasional untuk memutuskan apa saja yang dibutuhkan demi pendidikan ke depan.
Menurutnya, saat ini Komisi X DPR RI telah memegang data lengkap mengenai apa saja yang dibutuhkan di Kota Bogor, serta rincian dukungan apa saja yang akan diberikan oleh pemerintah pusat.
“Ini masalah akan kita bahas secara nasional. Kita akan rapat komisi dan rapat kerja dengan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) apa saja yang dibutuhkan,” ucapnya.
Baca juga: DPRD Kota Bogor gagas raperda cegah kasus kekerasan di satuan pendidikan
Djohar menilai pengumpulan data ke daerah ini penting dilakukan, jangan sampai pembangunan di dunia pendidikan salah dilakukan karena akan sulit untuk diperbaiki.
Selain di Kota Bogor, lanjut Djohar, Komisi X DPR RI juga melakukan kunjungan spesifik ke beberapa daerah lain yang dijadwalkan selama lima pekan ke depan. Untuk mengambil sampel permasalahan dunia pendidikan.
“Kami kumpulkan data yang penting untuk pendidikan kita. Kalau kita bangun rumah atau jembatan salah bisa diperbaiki. Kalau pendidikan salah, bangsa bisa rusak. Makanya kami sangat serius hingga datang,” ujarnya.