ChildFun International yang hadir di Indonesia sejak tahun 1973 memaknai 50 tahun perjalanan dengan konsisten memperjuangkan hak anak-anak untuk menggapai potensi masing-masing.
Khusus di Provinsi Jawa Barat, ChildFun International bersama Yayasan Warga Upadaya Bogor (YWU) telah telah mendampingi lebih dari 3 juta anak dan keluarga di empat kabupaten dan kota di Jawa Barat.
Pimpinan Proyek Yayasan Warga Upadaya F. E. Eriyanto menjelaskan salah satu program yang sukses diimplementasikan di Kota Bogor adalah pengasuhan dan nutrisi, yang merupakan inisiatif ChildFund dalam membantu pemerintah mengurangi angka stunting nasional.
“Melalui inisiatif bernama Ibu Anak Tangguh Kota Bogor (Batagor), ChildFund dan YWU melakukan intervensi penanganan 3 isu yakni stunting, wasting dan underweight dengan mengedepankan aspek pengasuhan, gizi dan perubahan perilaku sebagai pintu masuk mengintervensi masyarakat yang memiliki tiga isu tersebut," ungkapnya.
Sebagai percontohan, program ini menyasar dua kelurahan di Kecamatan Bogor Barat yaitu kelurahan Pasir Jaya dan Pasir Kuda dan saat ini implementasi program tersebut telah memasuki tahap ketiga di mana wilayah intervensi semakin luas hingga meliputi 12 kelurahan.
Program ini pun mendapat dukungan dan apresiasi dari Pemerintah Kota Bogor melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida), Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) serta dijadikan salah satu program unggulan dalam kolaborasi antara pemerintah dengan lembaga masyarakat.
Selain program tersebut, YWU dan ChildFund International di Indonesia mengembangkan program literasi kebencanaan bertujuan memberdayakan masyarakat dengan membentuk dan memperkuat ketangguhan desa.
“Program literasi kebencanaan ini telah membentuk 5 Kelurahan/Desa Tangguh Bencana. Dalam implementasinya, kami bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat,” ujar Eriyanto.
YWU dan ChildFund International di Indonesia juga menginisiasi pendidikan kebencanaan di sekolah-sekolah rawan bencana di Kabupaten Bogor melalui penguatan satuan pendidikan.
Program ini menyasar sekolah, guru-guru, anak didik, komite sekolah, orang tua dan masyarakat. Setidaknya 40 sekolah di Kabupaten Bogor yang telah mendapatkan dukungan, mulai dari pelatihan untuk fasilitator sekolah, anak-anak didik maupun komite sekolah.
“Menariknya di sini anak-anak mendapat pelatihan dan pendampingan untuk mengidentifikasi dan memetakan titik-titik rawan bencana di sekolah. Mereka juga terlibat dalam pembuatan digital story telling tentang sekolah aman bencana,” papar Eriyanto.
Terbaru, Yayasan Warga Upadaya dan ChildFund International di Indonesia merilis program Champion Ambassadors untuk mengidentifikasi dan mengembangkan anak atau remaja berbakat yang berusia 10 – 19 tahun. Anak dan remaja yang terpilih berasal dari mereka yang menghadapi tantangan ekonomi dan sosial namun memiliki bakat dan potensi di berbagai bidang.
“Kami memberi dukungan dalam berbagai bentuk dan fasilitas untuk mendukung mereka menjadi pemimpin muda yang mampu berkontribusi di masyarakat melalui bakat mereka,” jelas Eriyanto.
Sementara, Country Director ChildFund International di Indonesia Husnul Ma’ad menjelaskan upaya organisasinya berpusat pada menghubungkan anak-anak dengan komunitas, institusi, dan sumber daya untuk memastikan mereka tumbuh dengan sehat, terdidik, terampil, dan yang terpenting aman, baik di lingkungan sekolah, rumah, maupun di ranah daring.
“Keberhasilan ChildFund International di Indonesia ini tentunya tidak lepas dari hasil kerja keras seluruh mitra, komunitas, pemerintah, donor, sponsor, dan pemangku kepentingan yang selalu berkomitmen untuk terus mendukung langkah kami," ungkap Husnul.
Khusus di Provinsi Jawa Barat, ChildFun International bersama Yayasan Warga Upadaya Bogor (YWU) telah telah mendampingi lebih dari 3 juta anak dan keluarga di empat kabupaten dan kota di Jawa Barat.
Pimpinan Proyek Yayasan Warga Upadaya F. E. Eriyanto menjelaskan salah satu program yang sukses diimplementasikan di Kota Bogor adalah pengasuhan dan nutrisi, yang merupakan inisiatif ChildFund dalam membantu pemerintah mengurangi angka stunting nasional.
“Melalui inisiatif bernama Ibu Anak Tangguh Kota Bogor (Batagor), ChildFund dan YWU melakukan intervensi penanganan 3 isu yakni stunting, wasting dan underweight dengan mengedepankan aspek pengasuhan, gizi dan perubahan perilaku sebagai pintu masuk mengintervensi masyarakat yang memiliki tiga isu tersebut," ungkapnya.
Sebagai percontohan, program ini menyasar dua kelurahan di Kecamatan Bogor Barat yaitu kelurahan Pasir Jaya dan Pasir Kuda dan saat ini implementasi program tersebut telah memasuki tahap ketiga di mana wilayah intervensi semakin luas hingga meliputi 12 kelurahan.
Program ini pun mendapat dukungan dan apresiasi dari Pemerintah Kota Bogor melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Riset dan Inovasi Daerah (Bapperida), Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A), Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) serta dijadikan salah satu program unggulan dalam kolaborasi antara pemerintah dengan lembaga masyarakat.
Selain program tersebut, YWU dan ChildFund International di Indonesia mengembangkan program literasi kebencanaan bertujuan memberdayakan masyarakat dengan membentuk dan memperkuat ketangguhan desa.
“Program literasi kebencanaan ini telah membentuk 5 Kelurahan/Desa Tangguh Bencana. Dalam implementasinya, kami bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat,” ujar Eriyanto.
YWU dan ChildFund International di Indonesia juga menginisiasi pendidikan kebencanaan di sekolah-sekolah rawan bencana di Kabupaten Bogor melalui penguatan satuan pendidikan.
Program ini menyasar sekolah, guru-guru, anak didik, komite sekolah, orang tua dan masyarakat. Setidaknya 40 sekolah di Kabupaten Bogor yang telah mendapatkan dukungan, mulai dari pelatihan untuk fasilitator sekolah, anak-anak didik maupun komite sekolah.
“Menariknya di sini anak-anak mendapat pelatihan dan pendampingan untuk mengidentifikasi dan memetakan titik-titik rawan bencana di sekolah. Mereka juga terlibat dalam pembuatan digital story telling tentang sekolah aman bencana,” papar Eriyanto.
Terbaru, Yayasan Warga Upadaya dan ChildFund International di Indonesia merilis program Champion Ambassadors untuk mengidentifikasi dan mengembangkan anak atau remaja berbakat yang berusia 10 – 19 tahun. Anak dan remaja yang terpilih berasal dari mereka yang menghadapi tantangan ekonomi dan sosial namun memiliki bakat dan potensi di berbagai bidang.
“Kami memberi dukungan dalam berbagai bentuk dan fasilitas untuk mendukung mereka menjadi pemimpin muda yang mampu berkontribusi di masyarakat melalui bakat mereka,” jelas Eriyanto.
Sementara, Country Director ChildFund International di Indonesia Husnul Ma’ad menjelaskan upaya organisasinya berpusat pada menghubungkan anak-anak dengan komunitas, institusi, dan sumber daya untuk memastikan mereka tumbuh dengan sehat, terdidik, terampil, dan yang terpenting aman, baik di lingkungan sekolah, rumah, maupun di ranah daring.
“Keberhasilan ChildFund International di Indonesia ini tentunya tidak lepas dari hasil kerja keras seluruh mitra, komunitas, pemerintah, donor, sponsor, dan pemangku kepentingan yang selalu berkomitmen untuk terus mendukung langkah kami," ungkap Husnul.