Sukabumi (Antara Megapolitan) - Data Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat sejak Januari hingga 14 April 2017 ada tujuh warga yang menjadi korban perdagangan manusia.
"Tujuh warga tersebut adalah enam wanita dan satu pria yang berasal dari empat kasus berbeda," kata Ketua Harian P2TP2A Kabupaten Sukabumi Elis Nurbaeti di Sukabumi, Minggu.
Menurut dia, seluruh korban sudah ditangani dan saat ini masih dalam rehabilatasi mentalnya serta mendapatkan pendampingan dari tim khusus yang ditunjuk. Ketujuh warga tersebut berasal dari Kecamatan Surade, Simpenan, Pelabuhanratu dan lain-lain.
Informasinya mereka akan dibawa ke Malaysia untuk menjadi buruh perkebunan dan ada juga yang akan dijadikan wanita penghibur di tempat hiburan malam.
Terungkapnya kasus perdagangan manusia (Human Trafficking) berkat kerjasama seluruh pihak mulai dari keluarga korban, kepolisian, pemerintah daerah dan pusat serta lembaga lainnya.
Selain itu, pihak Polres Sukabumi sudah menangkap beberapa tersangka yang merupakan jaringan atau sindikat perdagangan manusia serta masih mengembangkan kasus ini.
"Untuk korban kami dampingi hingga benar-benar pulih gangguan psikisnya, karena tidak sedikit dari korban pedagangan manusia ini mental mereka menjadi rusak akibat tekanan batin dan fisik," tambahnya.
Di sisi lain, antisipasi terjadinya kembali kasus serupa pihaknya gencar melakukan sosialisasi kepada warga yang rawan menjadi korban agar tidak mudah teriming-imingi penghasilan besar dari oknum atau calo yang memanfaatkan keluguan masyarakat.
Lanjut dia, ada beberapa faktor yang menyebabkan mudahnya warga tergoda kerja di luar pulau maupun negara seperti konsumtif, pendidikan rendah, kebutuhan ekonomi yang tinggi, kemiskinan dan minimnya keahlian.
"Sehingga saat ada oknum yang menawarkan bekerja dengan imbalan upah besar bahkan tidak masuk akal dengan syarat mudah warga akhirnya tergoda. Ini yang harus diantisipasi oleh seluruh elemen khususnya keluarga," katanya.
Ini Korban Perdagangan Manusia Di Sukabumi
Minggu, 16 April 2017 20:47 WIB
Tujuh warga tersebut adalah enam wanita dan satu pria yang berasal dari empat kasus berbeda.