Calon Senator Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Dapil Jawa Barat Dr Aep Saepudin Muhtar menyerukan kepada masyarakat untuk menolak politik uang menjelang Pemilu 2024 pada 14 Februari.
"Politik uang merusak demokrasi kita. Mari kita tolak apapun bentuknya," ungkap pria yang akrab disapa Gus Udin di Bogor, Sabtu.
Ia mengajak masyarakat untuk memilih calon anggota legislatif maupun capres/cawapres berdasarkan hati nurani masing-masing, dengan melihat gagasan yang ditawarkan para kandidat.
Gus Udin juga meminta masyarakat untuk mengawal pesta demokrasi ini agar berjalan jujur dan adil, serta tak segan melaporkan jika mengetahui adanya kecurangan Pemilu di wilayahnya.
"Laporkan jika ada tindakan-tindakan yang mencederai berlangsungnya Pemilu, agar tetap berlangsung damai dan kondusif," kata Gus Udin yang juga dosen di Universitas Djuanda Bogor.
Gus Udin mengaku ingin mempercepat pembangunan di wilayah Provinsi Jawa Barat, melalui pencalonannya di Pemilu tahun 2024.
"Fokus pertama untuk percepatan pembangunan desa. Karena Jawa Barat mayoritasnya adalah desa, kalau pembangunan di desa itu bisa cepat, saya yakin ketika Jawa Barat maju, kemajuan Indonesia akan lebih cepat," kata dia.
Gus Udin yang juga anggota Tim Percepatan Pembangunan Strategis (TP2S) Kabupaten Bogor ini mengaku siap menduplikasi program pembangunan Pemerintah Kabupaten Bogor yang dikenal dengan Pancakarsa, yakni, Bogor Cerdas, Bogor Sehat, Bogor Maju, Bogor Membangun dan Bogor Berkeadaban.
Ia terlibat membidani sejumlah program terobosan, diantaranya penataan pusat kota atau City Beautification Projects, bantuan keuangan infrastruktur desa bernama Satu Miliar Satu Desa (Samisade), dan lain-lain.
Program Samisade yang perdana berjalan pada tahun 2021, sampai sekarang masih menjadi program unggulan. Setiap tahunnya, program tersebut mampu menghasilkan infrastruktur berupa jembatan sepanjang 362 meter, 8.005 meter tembok penahan tanah (TPT), 4.297 meter saluran drainase, hingga 1.700 meter saluran irigasi.
Pria kelahiran Bogor, Jawa Barat, 4 November 1981, ini memulai karirnya sebagai pelaksana di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI, kemudian menjadi motor pembangunan di daerah Kabupaten Bogor sebagai anggota TP2S.
Kini ia menjadi calon senator Dewan Pimpinan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) mewakili Provinsi Jawa Barat dengan bermodal dukungan lebih dari 10.000 KTP, menghadapi kompetisi melawan 53 calon anggota DPD RI lainnya di daerah pemilihan Jawa Barat.
"Politik uang merusak demokrasi kita. Mari kita tolak apapun bentuknya," ungkap pria yang akrab disapa Gus Udin di Bogor, Sabtu.
Ia mengajak masyarakat untuk memilih calon anggota legislatif maupun capres/cawapres berdasarkan hati nurani masing-masing, dengan melihat gagasan yang ditawarkan para kandidat.
Gus Udin juga meminta masyarakat untuk mengawal pesta demokrasi ini agar berjalan jujur dan adil, serta tak segan melaporkan jika mengetahui adanya kecurangan Pemilu di wilayahnya.
"Laporkan jika ada tindakan-tindakan yang mencederai berlangsungnya Pemilu, agar tetap berlangsung damai dan kondusif," kata Gus Udin yang juga dosen di Universitas Djuanda Bogor.
Gus Udin mengaku ingin mempercepat pembangunan di wilayah Provinsi Jawa Barat, melalui pencalonannya di Pemilu tahun 2024.
"Fokus pertama untuk percepatan pembangunan desa. Karena Jawa Barat mayoritasnya adalah desa, kalau pembangunan di desa itu bisa cepat, saya yakin ketika Jawa Barat maju, kemajuan Indonesia akan lebih cepat," kata dia.
Gus Udin yang juga anggota Tim Percepatan Pembangunan Strategis (TP2S) Kabupaten Bogor ini mengaku siap menduplikasi program pembangunan Pemerintah Kabupaten Bogor yang dikenal dengan Pancakarsa, yakni, Bogor Cerdas, Bogor Sehat, Bogor Maju, Bogor Membangun dan Bogor Berkeadaban.
Ia terlibat membidani sejumlah program terobosan, diantaranya penataan pusat kota atau City Beautification Projects, bantuan keuangan infrastruktur desa bernama Satu Miliar Satu Desa (Samisade), dan lain-lain.
Program Samisade yang perdana berjalan pada tahun 2021, sampai sekarang masih menjadi program unggulan. Setiap tahunnya, program tersebut mampu menghasilkan infrastruktur berupa jembatan sepanjang 362 meter, 8.005 meter tembok penahan tanah (TPT), 4.297 meter saluran drainase, hingga 1.700 meter saluran irigasi.
Pria kelahiran Bogor, Jawa Barat, 4 November 1981, ini memulai karirnya sebagai pelaksana di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI, kemudian menjadi motor pembangunan di daerah Kabupaten Bogor sebagai anggota TP2S.
Kini ia menjadi calon senator Dewan Pimpinan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) mewakili Provinsi Jawa Barat dengan bermodal dukungan lebih dari 10.000 KTP, menghadapi kompetisi melawan 53 calon anggota DPD RI lainnya di daerah pemilihan Jawa Barat.