"Inovasi yang kami lakukan ini bertujuan mencegah munculnya kasus baru dan menekan angka stunting di kabupaten," kata Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri di Sukabumi pada Kamis.
Salah satu inovasi yang dilakukan, kata dia, saat ini adalah memberikan beras stunting untuk anak stunting dan khususnya ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronis (KEK) agar mereka mengkonsumsi beras Nutrizinc.
Baca juga: PKH Sukabumi gencar beri edukasi dari pintu ke pintu tekan kasus stunting
Baca juga: Wabup Sukabumi optimalkan kolaborasi antarlembaga percepat pengentasan stunting
Beras tersebut, lanjutnya, disalurkan ke seluruh ibu hamil KEK agar anak yang dilahirkannya nanti tidak masuk dalam kategori stunting.
Oleh karena itu ia meminta pemerintah desa dan kecamatan mendata setiap ibu hamil di daerahnya masing-masing agar penyaluran beras Nutrizinc tepat sasaran.
Oleh karena itu ia meminta pemerintah desa dan kecamatan mendata setiap ibu hamil di daerahnya masing-masing agar penyaluran beras Nutrizinc tepat sasaran.
Ia menegaskan dalam penanganan dan pencegahan stunting harus dilakukan bersama-sama, baik pemerintahan maupun non-pemerintah, kemudian badan usaha, serta relawan kesehatan.
"Kami optimistis dengan adanya kerja sama Pentahelix, maka kasus stunting bisa dengan cepat ditangani dan tidak ada lagi kasus baru," ucapnya.
Baca juga: Kodim 0622 Sukabumi salurkan makanan bergizi dan vitamin untuk anak stunting
Pihaknya pun telah menetapkan indikator kinerja dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Sukabumi 2021-2026 melalui Pola Pangan Harapan (PPH).
Di sisi lain ia juga meminta Dinas Pertanian (Distan) dan Dinas Kesehatan (Dinkes) berkolaborasi untuk menurunkan angka stunting kabupaten tersebut.
Adapun tugas dari Distan, kata dia, mendorong ketersediaan beras nutrisi melalui fasilitasi dan pembinaan petani. Sementara Dinkes melakukan peningkatan akses kesehatan bagi masyarakat, khususnya ibu hamil KEK, antara lain edukasi konsumsi beras Nutrizinc.