"Untuk membentuk SPAB ini kami gencar melakukan sosialisasi dan pendampingan ke sekolah-sekolah terkait edukasi dan simulasi kebencanaan," kata Plt Ketua PMI Kota Sukabumi Fifi Kusumaja di Sukabumi, Jumat.
Menurut Fifi, tahun ini ditargetkan sekolah-sekolah di Kota Sukabumi membentuk SPAB. Program tersebut sebagai bentuk komitmen PMI Kota Sukabumi dalam pembinaan generasi muda melalui kesiapsiagaan bencana.
Baca juga: PMI dan BPBD salurkan 60 ribu liter air bersih ke wilayah selatan Sukabumi
Kemudian menjadikan PMI sebagai pusat unggulan dalam pembinaan Palang Merah Remaja (PMR) dan pemberdayaan SPAB.
Bahkan, agar target tersebut tercapai setiap pekannya pihaknya memberikan edukasi dan simulasi kepada kelompok rentan khususnya anak usia dini yang menjadi sasaran program.
Dalam pelaksanaannya, PMI Kota Sukabumi bekerja sama dengan Ikatan Guru Raudhatul Atfhal (IGRA) Pimpinan Daerah Kota Sukabumi dan Universitas Muhammadiyah Sukabumi.
Program SPAB ini bertujuan untuk melindungi warga sekolah yakni guru, pelajar, dan lainnya dari ancaman bencana yang bisa terjadi kapan saja atau tidak bisa diprediksi.
Baca juga: PMI Kota Sukabumi kerahkan tim medis ke lokasi kebakaran TPA Cikundul
Karena itu, dengan dibentuknya SPAB ini bisa meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan mengurangi gangguan potensi bencana di lingkungan pendidikan.
"Saat ini sudah banyak sekolah mulai dari tingkat SD hingga SMA sederajat yang mengirimkan permohonan kepada kami untuk memberikan edukasi tentang SPAB," katanya.
Fifi menjelaskan, karena keterbatasan sumber daya manusia (SDM), dalam pelaksanaannya pihaknya memprioritaskan sekolah-sekolah yang berada di lokasi rawan bencana dan beresiko terdampak tinggi.
Baca juga: PMI gelar pelatihan penanggulangan bencana petugas puskesmas di Sukabumi
Kemudian sekolah-sekolah yang sudah mendapatkan edukasi dan pendampingan kebencanaan, diarahkan untuk ditetapkan sebagai SPAB.
Namun untuk menyandang SPAB ada beberapa indikator yang harus dipenuhi oleh setiap sekolah, salah satunya sudah mendapatkan edukasi dan pendampingan dari PMI.
Selanjutnya juga harus ada manajemen kebencanaan di sekolah, pembentukan relawan, peningkatan kapasitas, termasuk dukungan anggaran sekolah untuk pengadaan rambu jalur evakuasi dan titik kumpul.