Bogor (Antara Megapolitan) - Sejumlah penyandang disabilitas dari Bogor yang tergabung dalam sejumlah komunitas melakukan aksi sosialisasi hak penyandang cacat dengan menjajal fasilitas pedestrian seputar Kebun Raya dan Istana Bogor, Minggu.
"Kami ingin memastikan fasilitas pedestrian yang dibangun oleh pemerintah apakah sudah ramah untuk para disabilitas atau tidak, jika ada kekurangan yang perlu disempurnakan, akan kami sampaikan langsung kepada pemerintah kota," kata koodinator aksi, Rustomo, di Bogor, Minggu.
Para peserta aksi berasal dari berbagai penyandang disabilitas mulai dari tuna netra, tuna rungu, tuna wicara, tuna daksa dan downsyndrome melakukan jalan kaki besama mengelilingi pedestrian ditemani Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto serta Wakil Ketua DPRD Hery Cahyono, dan sejumlah anggota komisi.
Ia menyebutkan, penyediaan fasilitas untuk disabilitas sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016, Pasal 5 Ayat tentang akses penyandang disabilitas.
"Para penyandang disabilitas itu ada, kami tidak tidur dan akan terus bergerak serta ikut mewarnai pembangunan melalui kemampuan yang kami miliki," katanya.
Menurutnya, kegiatan tersebut untuk pertama kalinya digelar, seiring telah selesainya pembangunan trotoar yang dilengkapi fasilitas pedestrian untuk pejalan kaki, pelari dan pesepeda termasuk penyandang kebutuhan khusus.
"Kami memanfaatkan kesempatan ini sekaligus mensosialisasikan hak penyandang cacat sesuai amanat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016. Hak tersebut di antaranya, hak untuk bisa mandiri, bukan untuk lebih diprioritaskan tapi adanya kesetaraan dan kesamaan," katanya.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan, pemerintah sedang berupaya menjadikan Bogor sebagai kota yang nyaman, bagi warga biasa, lansia dan anak-anak.
"Termasuk bagi penyandang disabilitas," katanya.
Bima menyebutkan, ada yang sudah dilakukan untuk menciptakan kenyamanan bagi masyarakat, tetapi ada juga yang perlu disempurnakan. Sebagai contoh, pembuatan jalur disabilitas di fasilitas pedestrian seputar Kebu Raya dan Istana Bogor.
"Beberapa titik banyak terhalang tiang listrik dan pohon. Semua akan dipindahkan, agar fasilitas untuk disabilitas dapat terpenuhi," katanya.
Dalam upaya menyempurnakan kondisi pedestrian lanjut Bima, kini menjadi pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Seperti memindahkan tiang-tiang penghalang, tetapi dikhawatirkan akan dimanfaatkan oleh pengendara sepeda motor.
"Tugas kita bukan hanya harus menyiapkan infrastruktur bagi disabilitas tapi juga harus mengingatkan warga untuk menghargai fasilitas umum dan fasilitas disabilitas yang tersedia," katanya.
Bima mengingatkan, pentingnya memprioritaskan kepentingan disabilitas pada saat dilaksanakan pembangunan infrastruktur. Termasuk menerima masukan dan pertimbangan usulan untuk menyiapkan titik informasi bertuliskan huruf braile bagi penyandang tuna netra.
"Titik informasi braile ini memudahkan penyandang tuna netra untuk mengetahui berbagai informasi seperti rute angkot, ini akan terus kita maksimalkan, agar disabilitas bisa merasakan pembangunan," katanya.
Komunitas Disabilitas Bogor Sosialisasikan Hak Penyandang Cacat
Senin, 9 Januari 2017 13:27 WIB
Para penyandang disabilitas itu ada, kami tidak tidur dan akan terus bergerak serta ikut mewarnai pembangunan melalui kemampuan yang kami miliki.