Kota Bogor (ANTARA) - Matahari bersinar terik siang itu. Ikhwan atau yang akrab disapa Acong (45), berjalan menuju deretan pohon kelapa yang berjajar rapi.
Tangan kirinya menenteng tangga besi, sedangkan tangan kanannya menggenggam sebilah kapak kecil. Acong kemudian menyandarkan tangga besi di salah satu pohon kelapa yang sudah berbuah dan mengetuk satu per satu buah kelapa yang berwarna kekuningan menggunakan punggung kapak kecilnya.
Umumnya, kelapa kopyor siap dipanen setelah berusia 11 bulan dengan ciri-ciri kulit yang melunak dan ada suara khas saat diguncang.
Setelah dirasa siap panen, Acong memangkas satu tandan berisi sekitar delapan butir kelapa tersebut untuk kemudian disortir berdasarkan ukuran dan kualitasnya.
Acong merupakan salah satu dari 15 orang petugas pemelihara tanaman kopyor di Kebun Kelapa Kopyor Bogor. Seluruh petugas pemelihara tanaman di kebun itu merupakan warga sekitar.
Di kebun kelapa yang menjadi tempat wisata baru di Kota bogor ini ditanam 2.700 bibit pohon kelapa kopyor di lahan seluas 25 hektare di Jalan Jabaru, Kelurahan Pasirkuda, Kota Bogor.
Kebun kelapa kopyor milik Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) ini menanam tiga varietas kelapa, yakni kelapa genjah, kelapa dalam, dan kelapa hibrida yang merupakan hasil persilangan keduanya. Kelapa kopyor ini pertama kali ditanam pada 2013.
Dari penanaman hingga panen pertamanya, butuh waktu sekitar 3,5 tahun hingga 4 tahun. Tercatat, panen pertama kelapa kopyor dilakukan pada 2018.
Kelapa kopyor merupakan tanaman kelapa yang mengalami mutasi genetik secara alamiah dan merupakan buah abnormal.
Dalam kelapa kopyor, daging buah tidak melekat pada cangkang buah kelapa tetapi tercampur dengan air kelapa. Apabila kelapa kopyor diguncang, suara yang dihasilkannya sangat khas tidak seperti kelapa biasa.
Menurut Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, dari segi keuntungan kelapa kopyor memiliki nilai jual lebih mahal dibanding dengan kelapa biasa. Penyediaan benih kelapa kopyor masih sangat terbatas sehingga masih jarang dibudidayakan, namun demikian hal ini menjadi sebuah peluang karena nilai ekonomis yang besar.
Benih kelapa kopyor juga dapat dihasilkan melalui teknik kultur jaringan. Teknik kultur jaringan dilakukan dengan cara menyeleksi buah kelapa kopyor yang unggul, lalu mengambil embrio zigotik dan menumbuhkannya dalam media kultur in vitro.
Secara fisik, tekstur dan morfologi kelapa kopyor hasil kultur jaringan dan kelapa kopyor bukan hasil kultur jaringan tidak berbeda. Selain itu, produksi buah kelapa kopyor yang berasal dari kultur jaringan di setiap tandannya dapat menghasilkan 99 persen buah kopyor.
Kelapa kopyor yang ditanam di kebun ini berasal dari bibit kultur jaringan yang dirawat dengan metode pemeliharaan yang ketat.
Seperti halnya sektor pertanian lain, penanaman kelapa kopyor juga tidak terlepas dari tantangan, terutama yang berkaitan dengan perubahan iklim. Seperti pada 2023, fenomena El Nino yang menyebabkan musim kemarau panjang, cukup mempengaruhi hasil panen kelapa.
Air yang merupakan elemen krusial dalam pertanian kelapa, menjadi semakin terbatas. Hal ini menambah beban bagi para petani kelapa, baik skala kecil maupun besar.
Pemberdayaan masyarakat sekitar
Pemberdayaan masyarakat menjadi salah satu fokus utama yang terus digalakkan oleh pihak manajemen. Sekitar 25 persen dari kegiatan operasional kebun melibatkan warga lokal, baik di area kios, pemeliharaan pohon, grading, hingga di divisi-divisi lainnya seperti di workshop dan pembuatan pupuk hayati.
Hal ini membuka lapangan kerja yang signifikan bagi warga sekitar, memberikan kesempatan mereka untuk menjadi bagian dari proses produksi kelapa kopyor yang berkembang pesat.
Kebun kelapa kopyor yang berada di bawah manajemen PT Riset Perkebunan Nusantara ini juga menjadi lokasi agrowisata. Masyarakat yang memiliki minat dalam dunia pertanian, khususnya budidaya kelapa kopyor, bisa melakukan kunjungan ke kebun ini.
Di sini, pengunjung tidak hanya diajak untuk melihat berbagai jenis pohon kelapa kopyor, tetapi juga mendapat pengetahuan mendalam tentang cara budidaya kelapa kopyor yang berkualitas, dari proses awal hingga siap panen.
Kebun ini juga menyediakan bibit unggul yang siap untuk ditanam dan sudah mendapatkan sertifikasi dari Badan Pengawasan dan Sertifikasi Benih Pertanian (BPSBP).
Pengunjung juga bisa menikmati kelapa kopyor langsung di kebun. Sebelum dihidangkan di meja, konsumen bisa memilih kopyor murni yang dihidangkan langsung dari tempurungnya. Saat dibuka, terlihat buah kelapa kopyor berwarna putih terlepas dari tempurungnya, serta bertekstur remah.
Aroma kopyor murni yang segar dengan rasa yang manis, gurih, dan lembut di lidah sangat memanjakan lidah para penikmatnya. Tak hanya kopyor murni, konsumen bisa memilih produk turunan dari kopyor yang dicampur buah, sirup, hingga soda susu.
Setiap harinya kebun tersebut dikunjungi oleh 500 hingga 1.300 wisatawan baik dari dalam kota maupun luar Kota Bogor.
Sebagian besar kelapa juga dijual ke reseller yang menyuplai ke berbagai hotel, restoran, dan kafe di Jabodetabek, bahkan di luar daerah seperti Surabaya dan Bandung. Kualitas yang terjaga ini menurut Deden menjadi nilai jual utama, memastikan bahwa kelapa yang sampai di tangan konsumen selalu dalam kondisi terbaik.
Melihat potensi agrowisata di kebun tersebut, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor tengah melakukan asesmen agar kebun ini menjadi salah satu daya tarik wisata (DTW) unggulan.
Asesmen ini bertujuan untuk memastikan bahwa destinasi ini memenuhi kriteria 3A (Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas) yang menjadi standar bagi DTW yang layak dikembangkan.
Sekretaris Disparbud Kota Bogor Ana Ismawati menjelaskan, pihaknya akan memberikan pembinaan lebih lanjut pada berbagai aspek seperti tata kelola, pemasaran, pengembangan sumber daya manusia, serta aspek lain yang terkait dengan sektor pariwisata.
Saat ini, Disparbud Kota Bogor telah memberikan dukungan berupa fasilitasi promosi melalui media sosial resmi milik Disparbud, serta terus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap perkembangan usaha yang ada di sana sehingga bisa memberikan dampak positif bagi perekonomian dan pariwisata Kota Bogor.