New York (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Kamis (9/3/2023) mengusulkan penguatan tanggapan internasional terhadap guncangan global yang kompleks melalui platform darurat.
Tanggapan global terhadap guncangan semacam itu seringkali bersifat ad hoc, terfragmentasi, dan diimprovisasi. Diperlukan mekanisme untuk mengatasi ancaman multidimensi dengan respons multidimensi, katanya dalam presentasi ringkasan kebijakan untuk KTT Masa Depan yang dijadwalkan pada 2024.
“Keterkaitan global kita berarti bahwa guncangan yang terjadi di satu negara atau sektor dapat dengan cepat memiliki konsekuensi yang mengalir di tempat lain, seringkali dengan cara yang tidak terduga. Guncangan tersebut datang kepada kita dengan kekuatan dan frekuensi yang lebih besar, dengan implikasi serius bagi perdamaian dan keamanan, stabilitas ekonomi, dan kelestarian lingkungan,” ujarnya.
Guncangan tersebut dapat memiliki dampak yang tidak proporsional di beberapa area. Baik pandemi COVID-19 maupun krisis biaya hidup global menghantam yang paling miskin dan paling rentan, membuat kemajuan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) dan Agenda 2030 semakin jauh dari jalur.
Platform darurat tidak akan menggantikan atau menduplikasi pekerjaan badan antar pemerintah, termasuk Dewan Keamanan. Juga tidak akan mengganggu mandat badan khusus atau mekanisme yang ada. Ini akan menjadi alat bagi sistem multilateral untuk mendukung keputusan antar pemerintah dan melengkapi mekanisme yang ada, kata Sekjen PBB.
Baca juga: Majelis Umum PBB kumpulkan banyak suara untuk desak Rusia untuk tarik pasukan dari Ukraina
Baca juga: PBB adakan sidang darurat pada Rabu cari solusi desak Rusia hentikan serangan ke Ukraina
Sekjen PBB usulkan platform darurat bantu atasi guncangan global
Jumat, 10 Maret 2023 9:11 WIB