Bogor (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat berupaya untuk melakukan inventarisasi dan memetakan kondisi drainase yang rawan, guna mengantisipasi terjadinya kecelakaan akibat adanya gorong-gorong yang terbuka hingga mengakibatkan korban meninggal dunia.
Hal ini disampaikan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, di Bogor, Selasa usai meninjau lokasi kecelakaan yang menewaskan balita di drainase Jl Ahmad Yani depan kantor BPJS Kesehatan, Selasa.
"Langkah pertama yang kita lakukan, meminta Dinas Bina Marga untuk melakukan pemetaan titik drainase yang rawan yang bisa menyebabkan kecelakaan," kata Bima.
Bima memberikan batas waktu satu minggu untuk dilakukan pemetaan. Dari data tersebut akan dilakukan penataan, terutama titik rawan yang berada di kantor- kantor pelayanan publik.
"Kita prioritaskan di kantor-kantor pelayanan publik yang terdapat aktivitas warganya," katanya.
Langkah selanjutnya, lanjut Bima, melakukan normalisasi drainase, karena banyak gorong-gorong yang terjadi pendangkalan. Serta penataan kabel-kabel yang masih tersimpan di dalam drainase.
"Laporan terakhir normalisasi drainase dilakukan tahun lalu, ini harus dilakukan lagi, agar aliran drainase lancar tidak menyebabkan sumbatan yang membuat air mengalir ke jalan," katanya.
Seorang balita tewas setelah terperosok ke dalam gorong-gorong di Jalan Ahmad Yani depan Kantor BPJS Kesehatan, saat hujan lebat mengguyur Kota Bogor, Senin kemarin.
Kronologis kejadian saat Septiana Jayanti (5) bersama bibinya Yani warga Bojongjengkol, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, turun dari angkot.
Saat hujan deras, air meluap sehingga menutup permukaan drainase. Keduanya tidak melihat kalau lubang drainase tidak tertutup, hingga terperosok.
Bibi korban berhasil diselematkan oleh warga, dengan kondisi penuh luka di tubuhnya karena terseret derasnya air dalam selokan. Sedangkan Septiana terseret sejauh satu kilo meter dari lokasi jatuhnya, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Ketua Forum Pemerhati Jasa Konstruksi (FPJK) Thoriq Nasution menyebutkan, peristiwa orang terperosok di dalam gorong-gorong drainase bukanlah yang pertama kalinya.
"Sepengetahuan saya ini kejadian ini bukan yang pertama. Sudah pernah satu balita juga pernah terperesok di dalam gorong-gorong di tanjakan Sarijan, sekarang kejadian lagi," katanya.
Menurut Thoriq, sistem drainase di Kota Bogor amburadul. Selama ini drainase hanya berpatokan sama pembangunan drainase sejak zaman Belanda.
"Yang ada cuma rehabilitasi saja. Belum pernah membuat baru," katanya.
Ia menyarankan, agar Wali Kota Bogor melakukan evaluasi terhadap Bina Marga, agar memperbaiki kinerjanya, terutama dalam membenahi masalah drainase yang banyak mendapat sorotan.
Pemkot Bogor Petakan Drainase Rawan Kecelakaan
Selasa, 7 Juni 2016 20:46 WIB
Laporan terakhir normalisasi drainase dilakukan tahun lalu, ini harus dilakukan lagi, agar aliran drainase lancar tidak menyebabkan sumbatan yang membuat air mengalir ke jalan.