Kudus (ANTARA) - Wakil Presiden 2019-2024 KH Ma'ruf Amin mengingatkan para kiai dan pemuka agama tidak saling berselisih dalam berdakwah.
""Karena strategi berdakwah, tidak boleh ada perbedaan pendapat," ujarnya pada silaturahim dengan pengasuh pondok pesantren Kudus di Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Jumat.
Tokoh agama yang pernah menjadi Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia 2015-2020 dan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama 2015-2018 itu juga mengingatkan para kiai untuk tidak abai terhadap politik.
Ia mengatakan politik juga memberi sumbangan partisipasi di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Janganlah abai, karena di sana kita bisa memberikan warna politik ke depan," ujarnya.
Abah Ma'ruf, panggilan akrabnya, menceritakan dirinya yang kini diminta para kiai menjadi Dewan Syura Partai Kebangkitan Bangsa (PKB maka dia turut menjalankan gerakan politik PKB.
Ia berharap tidak ada lagi yang menganggap bahwa politik itu bukan urusan kiai karena kiai juga bisa ikut memberikan warna kehidupan berpolitik berdasarkan tuntunan Allah SWT.
Menurut dia, warna itu harus diberikan melalui prinsip syariah, warna kebudayaan, cara berfikir, pendidikan, hingga masalah politik, dan ekonomi.
"Jangan sampai politik itu tanpa nilai-nilai keimanan," katanya.
Ia mengatakan pendiri Nahdlatul Ulama Hadratus Syekh Hasyim Asy'ari membawa semangat supaya kiai mengambil peran, agar aturan, tuntunan, kebijakan, mengarah pada sistem yang dipenuhi prinsip keimanan dan ajaran ketuhanan.
Baca juga: Yenny Wahid tegaskan tidak setuju dengan wacana MLB NU
Baca juga: Kiai dan pengasuh pesantren di Jabar prihatinkan marak isu SARA pada pilkada