Jakarta (ANTARA) - Sembilan belas tahun yang lalu, seorang perempuan memberanikan diri untuk membangun usaha mainan anak di Yogyakarta. Namun, bukan keuntungan semata yang menjadi motivasinya untuk berbisnis.
Perempuan bernama lengkap Rita Indriana ini, memiliki tujuan mulia, yakni menjadi penopang wadah berkarya anak-anak penyandang disabilitas di Kota Yogyakarta.
Motivasi Rita berawal dari latar belakang pekerjaan sang suami sebagai guru Sekolah Luar Biasa (SLB).
“Saya dan suami melihat sendiri di lapangan, upah dan perlakuan ke mereka (penyandang disabilitas) kok beda ya. Ada yang nggak kerja, ada juga yang ecek-ecek (mengamen) di perempatan jalan," ujar Rita.
Baca juga: Diecastforhumanity galang mainan untuk anak-anak penyintas letusan Semeru
Melalui keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu, Rita bercerita bahwa dia dan suaminya kemudian memutuskan untuk membuat mainan edukasi. Produknya tidak hanya mencerdaskan anak bangsa namun juga bisa memancing anak-anak menjadi lebih kreatif.
Sekali mendayung dua pulau terlampaui, Rita Indriana pun mendirikan wadah untuk para lulusan SLB sekaligus membuat produk penuh manfaat bagi anak-anak. Usaha tersebut lahir pada tahun 2003 dengan nama ABC (Anak Bangsa Cerdas) Woodentoys.
Di awal berdiri, ia memberdayakan lima orang karyawan termasuk tiga diantaranya merupakan lulusan SLB-B (penyandang tuna rungu) dan SLB-C (penyandang tunagrahita) untuk memproduksi berbagai mainan edukasi anak berbahan dasar kayu.
Setelah sekian lama berkarya bersama, Rita mengungkapkan satu kekagumannya terhadap teman-teman lulusan SLB.
“Istimewanya mereka ini, mereka tidak mudah bosan saat mengerjakan sesuatu berulang kali. Jadi lebih bahagia kan mengerjakannya,” ungkapnya.
Baca juga: Grand Metropolitan Mal Bekasi gelar pameran mainan
Resep eksis
Awalnya Rita terbiasa memasarkan produknya secara luring seperti melalui showroom yang berada di pusat Kota Yogyakarta serta berbagai pameran yang diadakan secara periodik. Untuk mengoptimalkan bisnisnya, Rita juga ikut beradaptasi pada perkembangan teknologi.
“Waktu itu ada anak magang bilang, bisa loh jualan online. Dan wah ternyata benar. Nggak cuma buat mejeng produk aja, ternyata teknologi bisa jadi saluran baru,” ujar Rita.
ABC Woodentoys membuka toko di lokapasar Shopee pada tahun 2016. Ia mencoba memanfaatkan berbagai fitur seperti Push Produk secara rutin, mengikuti program tanggal kembar, serta memberikan voucher cashback bagi para pelanggan.
Kampanye tanggal kembar ini dikatakan Rita terbukti bisa menarik banyak pelanggan. Banyak orang tua yang memanfaatkan kampanye ini untuk mencari mainan yang aman bagi anak mereka.
"Apalagi ABC Woodentoys menggunakan cat yang aman untuk anak-anak. Bahkan saya merasakan kenaikan pesanan yang cukup signifikan saat kampanye tanggal kembar,” ungkap Rita.
Tak hanya kampanye tanggal kembar yang selalu Rita ikuti tapi juga memaksimalkan fitur Push atau Naikan Produk untuk memudahkan pencarian produk ABC Woodentoys.
Fitur-fitur ini dia gunakan agar pencarian produk dari ABC woodentoys bisa mengalami peningkatan.
"Jadi saat ibu-ibu atau orang tua mencari mainan anak, produk kami bisa mudah dicari oleh pelanggan. Nyatanya banyak pelanggan yang mengetahui produk kami melalui fitur ini,” jelas Ibu berusia 52 tahun ini.
Rita juga melengkapi dengan fitur voucher cashback bagi para pelanggan, mengingat banyak orang tua terutama ibu-ibu yang senang bila mendapatkan promo dari toko. Kondisi psikologis ini dimanfaatkan Rita supaya penjualannya menjadi optimal.
Baca juga: Humanicare Indonesia gandeng PMI bagikan mainan ke anak korban banjir
Berkat fitur voucher cashback ini, ABC Woodentoys pernah mencapai penjualan hingga 60 pesanan dalam satu bulan.
Rita terkejut dan senang setelah mengetahui produknya bisa dipasarkan tak hanya di wilayah Yogyakarta, namun hingga ke seluruh Indonesia.
Rita mengungkapkan bahwa lokapasar seperti Shopee dapat membantu pihaknya membangun jaringan.
"Semakin meluasnya jaringan kami tentu memberikan kesempatan bagi kami untuk bertumbuh dan bisa membantu kami untuk memberdayakan teman-teman penyandang disabilitas sehingga mereka bisa mendapatkan penghidupan yang layak," kata Rita.
Sudah puluhan lulusan SLB yang Rita berdayakan. Saat ini Rita mempekerjakan 10 orang karyawan untuk proses produksi mainannya.
Rita pun berharap kedepannya ABC Woodentoys dapat menjadi shelter workshop mandiri bagi lebih banyak lulusan SLB. Tak hanya itu, Rita juga berusaha untuk memberikan fasilitas terbaik bagi para karyawannya.
Mulai dari pelatihan hingga menyediakan asuransi kesehatan dan ketenagakerjaan (BPJS). Menurutnya, penting agar karyawannya bisa mendapat kesejahteraan bahkan setelah pensiun nanti.
Hari Pahlawan tercipta untuk memperingati jasa para pejuang kemerdekaan di medan pertempuran. Namun, wujud heroik para pahlawan pun dapat mengikuti perkembangan kebutuhan zaman.
Aksi Rita membangun bisnis dengan misi tulus berdayakan lingkungan sekitarnya dapat menjadi gambaran pahlawan kita di masa kini.
usaha mainan anak jadi pahlawan bagi lulusan SLB
Rabu, 9 November 2022 10:50 WIB
Saya dan suami melihat sendiri di lapangan, upah dan perlakuan ke mereka (penyandang disabilitas) kok beda ya. Ada yang nggak kerja, ada juga yang ecek-ecek (mengamen) di perempatan jalan.