"Sesimpel ini sebenarnya, ketika kita mau membuat konten, buatlah konten yang jujur, dekat dengan kita, dan kita mengerti. Jangan asal ikutin tren padahal sebenarnya kita gak mengerti," kata Arief di Jakarta, Kamis.
Ia menyampaikan hal tersebut berkaca dari banyaknya konten-konten yang saat ini dibuat oleh masyarakat cenderung hanya mengikuti arus dan akhirnya kreator konten yang memiliki konten berkualitas tak sedikit yang mengambil langkah serupa.
Baca juga: Genflix menghadirkan fitur khusus untuk kreator konten
Baca juga: Pustakawan UI didorong kembangkan diri jadi kreator konten
Baca juga: Kreator konten dan aksi nyata bela negara
Menjadi orisinil atau menjadi diri sendiri di media sosial juga dinilai bisa membantu kreator konten untuk mempertahankan citra dan persona yang ditampilkan di media sosial.
"Ini contohnya di luar negeri, ada kreator konten yang bikin video sehari-harinya mencuci mainan anaknya. Kalau gak salah dia dari Thailand, jadi itu mainan anaknya yang ada di lumpur dia cuci dan menariknya itu banyak yang nonton. Bisa dilihat kalau kontennya itu jujur sekali, gak perlu pakai video cinematic dan sebagainya tapi dia bisa buat itu jadi konten dan making money dari situ," kata Arief.
Ia juga mengingatkan agar kreator konten tidak perlu menjadi pribadi yang berbeda dan tetap menjadi diri sendiri ketika ingin berkecimpung di industri kreator konten secara profesional.
Dengan mengandalkan orisinalitas yang otentik, maka hal itu justru menjadikan kreator konten berbeda dengan kreator lainnya dan memberikan keragaman konten di ruang digital yang tentunya berdampak positif bagi para penikmat konten.