Jakarta (ANTARA) - Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian (Irjen Kementan), Jan Samuel Maringka mengapresiasi hasil nyata pupuk organik cair milik Sido Muncul Pupuk Nusantara (SMPN) yang terbukti mampu menaikkan hasil panen padi dari lahan pertanian di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
"Hasil nyata pupuk organik cair SMPN terbukti saat melakukan pengawasan on the spot hasil panen padi kabupaten di wilayah Solo Raya ini," kata Jan Samuel Maringka dalam keterangannya, Rabu.
Pengecekan bertujuan memastikan kebenaran hasil ubinan yang berada di atas rata-rata. Pengecekan dilakukan di RT 003/RW 002, Dukuh Bangun Asri Desa Kateguhan, Tawangsari, Sukoharjo.
Hasil ubinan menunjukkan adanya selisih kenaikan 26 persen untuk tanaman yang menggunakan pupuk organik cair milik SidoMuncul ini.
Baca juga: Kementan optimalkan penguatan fungsi dan peran BPP Patokbeusi-Subang
Jan Samuel memastikan ubinan padi yang dilakukan secara bersama atas kolaborasi dari Pemda Sukoharjo, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), dan Sido Muncul Pupuk Nusantara sesuai dengan yang dilaporkan oleh tim pihak-pihak tersebut.
Dia menjelaskan ubinan adalah salah satu cara memprediksi jumlah produksi padi yang masih ada di lahan melalui penentuan sampel, pengukuran, dan penimbangan.
"Hasil laporan yang saya terima dan saya juga cek ke lapangan menunjukkan hasil panen mampu mencapai 9,5 ton/hektare, 10 ton/hektare hingga 11 ton/hektare. Ini menunjukkan angka di atas rata-rata setelah penggunaan pupuk organik tersebut," jelasnya.
"Ternyata hasil diskusi dari petani dan SMPN, pupuk yang diolah ini berasal dari limbah jamu. Kalau untuk manusia daya tahan cukup. Ini karena berasal dari jamu yang tidak menutup kemungkinan limbah itu juga menyehatkan pertanian kita. Kalau memang berhasil di wilayah Sukoharjo, bukan tidak mungkin akan kami kembangkan di berbagai wilayah lain. Kehadiran kami sebatas pengawasan on the spot," tambah Jan.
Sementara itu salah satu petani di Kabupaten Sukoharjo, Sukirno berharap pendampingan dari SMPN tidak berhenti di sini saja.
Baca juga: Kementan dorong pengembangan Inovasi dongkrak produktivitas dan kesejahteraan petani
Kirno, panggilan pria paruh baya ini juga berharap aspirasi dan kesulitan petani terkait pengadaan pupuk bisa direspon dan direkomendasikan oleh Irjen Kementan melalui optimalisasi lahan atau program lain.
Dengan produk pupuk SMPN berupa pupuk cair organik, kata Kirno, nantinya dapat mengurangi tingkat kerusakan tanaman maupun hama. Selain itu, tanaman juga lebih sehat dengan pupuk organik itu.
Sedangkan, Management Representative Sido Muncul Pupuk Nusantara, Rafael Armen, menyebut kenaikan selisih panen berkisar 1,71 ton per hektare usai penggunaan pupuk organik cair.
“Kami laporkan hasil ubinan yang sudah dilakukan oleh rekan-rekan dari Balai Pelatihan Pertanian (BPP), Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dan petani, hasil sebesar 8,2 ton per hektare untuk demplot yang menggunakan pupuk organik cair. Sedangkan yang tidak memakai pupuk organik cair bobot ubinnya 6,49 ton/hektare,” terangnya.
"Sehingga selisihnya 1,71 ton/hektare. Pencapaian hasil di atas hasil rata-rata pupuk konvensional ini kami dapatkan di setiap musim panen," katanya.
Baca juga: Kementan dorong petani Pangkep terapkan teknologi CSA
Dirut PT Sido Muncul Pupuk Nusantara (SMPN) David Hidayat mengatakan sebagai bagian dari industri berkelanjutan yang berfokus kepada bahan-bahan organik maka Sido Muncul Pupuk Nusantara berusaha maksimal berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional yang merupakan program prioritas Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Kontribusi nyata Sido Muncul melalui pembuatan pupuk organik cair dan padat berbahan dasar limbah jamu yang secara nyata mampu meningkatkan hasil panen para petani binaan PT. SMPN.
Kementan apresiasi hasil pupuk organik cair SMPN dari limbah jamu
Rabu, 14 September 2022 19:32 WIB
Hasil nyata pupuk organik cair SMPN terbukti saat melakukan pengawasan on the spot hasil panen padi kabupaten di wilayah Solo Raya ini.