"Ini baru dilakukan secara informal, pada prinsipnya IPB siap. Siap untuk membantu mengatasi masalah itu. Jadi, laboratorium kita saat ini sudah siap untuk uji diagnosis terhadap cacar monyet dan PMK," kata Arif.
Arif menyampaikan para peneliti bidang hewan dan penyakit hewan di IPB sudah cukup kompeten untuk bisa ikut serta memberi solusi penanganan penyakit cacar monyet.
Baca juga: WHO minta negara di kawasan Asia Tenggara perkuat sistem pengawasan cacar monyet
Baca juga: Cegah penularan penyakit cacar monyet, perlu tingkatkan kewaspadaan nasional
Selain itu, SDM IPB juga telah memiliki laboratorium maupun konservasi monyet di Pulau Tinjil, sehingga sarana penelitian telah memadai.
IPB juga telah melakukan rapat-rapat informal bersama pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan untuk melakukan penelitian solusi pencegahan dan penanganan penyakit cacar monyet yang sudah menjadi wabah di dunia.
Para peneliti Primata, kata Arif, telah teruji dan mahir memberi kontribusi juga terhadap vaksin-vaksin yang telah digunakan di Indonesia. "Saat ini kita baru lakukan rapat-rapat informal. IPB sudah dilibatkan dalam rapat-rapat informal ya, belum ada penunjukan langsung, tapi kita siap," ujar Arif.
Baca juga: Puluhan kasus cacar monyet bermunculan di Nigeria
"Ada dua laboratorium yang sudah siap, yakni di Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sri Oemijati BKPK Kemenkes dan di Pusat Studi Satwa Primata IPB," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril saat dimintai konfirmasi di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, kedua fasilitas laboratorium tersebut sudah siap memeriksa sampel dari pasien yang diduga terserang cacar monyet guna mendeteksi penularan penyakit sejak dini.
Syahril mengatakan bahwa pemerintah akan menambah sepuluh laboratorium di daerah-daerah strategis guna mendukung upaya pelacakan kasus penularan penyakit tersebut secara masif.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IPB siap dilibatkan dalam penyelidikan cacar monyet