Balikpapan (ANTARA) - PT Kutai Refinery Nusantara (KRN) mengekspor tujuh ribu ton Palm Kernel Expeller (PKE) atau limbah inti sawit ke Korea Selatan.
Ekspor PKE yang menjadi satu campuran bahan pakan ternak ke Korsel itu bernilai Rp22 miliar, kata Manajer KRN M Jaya Budiarsa di Balikpapan, Jumat.
Setelah ke Korsel, PT KRN selanjutnya juga menyiapkan ekspor ke beberapa negara yang membutuhkan limbah inti sawit.
KRN dikenal sebagai pengolah minyak sawit mentah (CPO). Fasilitas pabriknya ada di utara Kota Minyak itu, di tepi Teluk Balikpapan yang tak jauh dari Pelabuhan Peti Kemas Kariangau dan PLTU.
Menurut Budiarsa, ekspor ini juga jadi lebih cepat karena didukung program Gratieks oleh Kementerian Pertanian, program yang dijalankan Karantina Pertanian Balikpapan.
Dia menambahkan, pihaknya saat ini juga menyiapkan produk-produk lain untuk diekspor.
"Kami dari Karantina Pertanian Balikpapan sangat mendukung ekspor komoditas PKE ini, karena sejalan dengan program Kementerian Pertanian yaitu Gratieks (gerakan tiga kali lipat ekspor)," kata Subkoordinator Substansi Pengawasan dan Penindakan Balai Karantina Pertanian Niken Pandan Sari dalam kesempatan yang sama.
Bentuk dukungan Balai Karantina adalah dengan memastikan komoditas tersebut bebas hama dan penyakit, apakah dalam bentuk serangga, cendawan, atau lainnya hingga terbawa ke negara tujuan.
Untuk itu PKE ini diberi tindakan fumigasi agar bebas dari jamur atau cendawan. Setelah diperiksa ulang dan bisa dinyatakan lulus, maka untuk barang ekspor itu akan diterbitkan sertifikat kesehatan tumbuhan (Phytosanitary Certificate).
Dengan sertifikat ini, dipastikan komoditas tersebut akan mudah melewati pemeriksaan karantina negara tujuan.
Di sisi lain, ekspor perdana ini seakan menyambut dibukanya kembali ekspor CPO dan berbagai produk sawit lainnya oleh Pemerintah setelah dilarang selama hampir sebulan.