Bogor (Antara Megapolitan) - Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto penuhi janji untuk menjawab semua pertanyaan wartawan yang selama ini kritis terhadap persoalan pemerintahan, dengan menggelar kopi darat (kopdar), Sabtu.
"Saya lebih nyaman berdiskusi seperti ini (kopdar) secara langsung, dari pada seremonial atau chatting room, takut salah persepsi," kata Bima disela-sela kopdar yang berlangsung di Sekretariat Forum Wartawan Harian Bogor (FWHB).
Dalam kopdar tersebut berbagai persoalan terkait kinerja pemerintah yang dikritisi oleh wartawan dijawab satu persatu oleh politisi PAN tersebut, mulai dari enam program skala prioritas Pemerintah Kota Bogor, persoalan kemacetan, sampah hingga kehadiran taman-taman.
Hadirnya Bima untuk kopdar bareng wartawan harian Bogor, dilatar belakangi dari diskusi-diskusi yang kerap disampaikan oleh wartawan dalam grup WhatsApp (WA) Humas Pemkot Bogor.
Bima menjadi salah satu anggota dari 32 anggota di grup bersama Info Pemkot yang sebagian besar diisi oleh wartawan yang bertugas di Kota Bogor.
Berbagai persoalan tentang pemerintahan dan pembangunan dikritisi oleh wartawan melalui forum tersebut. Seperti kehadiran taman, kemacetan, sampah, dan penataan transportasi, serta perjalanan dinas keluar negeri.
Namun, selama bergabung dalam forum tersebut, Bima jarang mengkomentari atau menanggapi diskusi-diskusi yang disampaikan wartawan. Sehingga wartawan semakin gencar terus berdebat.
"Saya terus mengikuti diskusi-diskusi di grup, kadang di sela-sela agenda kota, sejam dua jam saya cek WA. Lebih banyak memantau, saya tidak kuat diskusi di WA takut salah persepsi," katanya.
Ia mengakui, dirinya terkadang khilaf untuk menjawab pesan WA dari para wartawan yang banyak mengajukan pertanyaan.
"Teknisnya kadang khilaf, tidak bermaksud mencekiknya, kelalaian, saya minta maaf," katanya.
Kedepan, ia berjanji akan merealisasikan program "ngawangkong" atau ngobrol bareng wartawan yang pernah dicanangkannya pada awal menjabat selaku wali kota.
"Ngawangkong itu sudah diprogramkan, akan kita realisasikan, tapi saya lebih senang ngawangkong di suasana seperti ini (kopdar) dari pada rutin diformalkan," katanya.
Bima mengaku lebih senang menerima laporan yang berisi kritikan dari para wartawan ketimbang menerima laporan ABS (asal bapak senang) dari para pegawainya.
"Saya tidak pernah menganggap kritik sebagai hal yang mengancam. Yang jauh lebih mengancam laporan ABS. Maka itu saya suka turun ke lapangan untuk memperkecil peluang laporan ABS," katanya.
Ketua FWHB Haryudi menyampaikan, bahwa diskusi-diskusi yang mereka sampaikan dalam grup WA Info Bogor adalah sebagai kritik membangun dan kepedulian terhadap pembangunan Kota Bogor.
"Jadi kami diskusi-diskusi yang kami sampaikan ini adalah bentuk kepedulian kami mengawal program pemerintah membangun Kota Bogor," katanya.
Berbagai pertanyaan disampaikan dan dijawab oleh Bima secara detil dan akurat, mulai dari capaian program skala prioritas, serapan anggaran, pembangunan taman, terkait sampah, penataan kota pusaka hingga perjalanan ke laur negeri.
Menjawab terkait perjalanan keluar negeri, Bima mengatakan, selama menjabat baru empat kali dirinya kunjungan keluar negeri, atas biasa dari luar.
"Ada banyak undangan ke luar negeri, tetapi saya memilih, melihat mana yang prioritas, penting untuk program, ada efek bagi Kota Bogor, dan yang pasti dibiayai oleh mereka yang mengundang, selama ini perjalanan saya dibayari tidak menggunakan APBD," kata Bima.
Kopdar berlangsung selama empat jam lamanya, berlangsung penuh keakraban, di sela-sela diskusi juga digelar makan durian bersama.
Bima Arya Kopdar Bareng Wartawan Curhat Pekerjaan
Minggu, 24 Januari 2016 11:03 WIB
Saya terus mengikuti diskusi-diskusi di grup, kadang di sela-sela agenda kota, sejam dua jam saya cek WA.