Bank Indonesia (BI) akan terus mengantisipasi peredaran uang palsu, terutama selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini, melalui berbagai cara mulai dari edukasi hingga kerja sama dengan berbagai instansi.
"Terutama edukasi kepada masyarakat sebagai langkah preventif peredaran uang palsu di Indonesia," kata Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim dalam taklimat media di Jakarta, Senin.
Selain itu, pencegahan peredaran uang palsu juga dilakukan dengan meningkatkan kualitas uang rupiah agar tak mudah dipalsukan. Kerja sama dengan berbagai instansi terkait seperti kepolisian, Badan Intelijen Nasional (BIN), dan lain-lain pun turut diperlukan.
Secara statistik ia mengungkapkan peredaran uang palsu di Tanah Air kian menurun dari tahun ke tahun, seiring dengan kesadaran masyarakat akan keaslian uang rupiah.
Hal tersebut dilihat dari indikator besaran uang palsu yang ditemukan dalam peredaran satu juta lembar uang rupiah. Marlison menyebutkan, pada tiga tahun lalu, rata-rata uang palsu yang ditemukan dalam satu juta lembar uang rupiah adalah sebanyak sembilan lembar.
Namun, angka tersebut menurun menjadi sebanyak lima lembar pada dua tahun lalu, dan sebanyak empat lembar pada tahun lalu. Bahkan, lanjut dia, pada tahun ini hingga triwulan I hanya ditemukan satu lembar uang palsu dalam peredaran satu juta lembar uang rupiah.
"Dengan demikian trennya terus menurun karena upaya preventif dari kami maupun bekerja sama dengan pihak terkait," tegasnya.
Dalam menukarkan uang pecahan saat momen Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini, dirinya pun menganjurkan masyarakat untuk menukarkan uang tunai di kantor bank maupun mobil kas keliling BI atau perbankan, guna menghindari didapatkannya uang palsu.
Pada tahun ini bank sentral menyediakan uang tunai sebanyak Rp175,26 triliun untuk memenuhi kebutuhan menjelang Idul Fitri dan tempat penukaran akan tersebar di 5.013 kantor bank, serta akan terdapat pula mobil kas keliling BI dan milik perbankan.
Baca juga: BI dan Polri musnahkan 50.000 lembar uang palsu
Baca juga: Jaringan pencetak dan pengedar uang palsu di Bogor diungkap polisi
"Terutama edukasi kepada masyarakat sebagai langkah preventif peredaran uang palsu di Indonesia," kata Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI Marlison Hakim dalam taklimat media di Jakarta, Senin.
Selain itu, pencegahan peredaran uang palsu juga dilakukan dengan meningkatkan kualitas uang rupiah agar tak mudah dipalsukan. Kerja sama dengan berbagai instansi terkait seperti kepolisian, Badan Intelijen Nasional (BIN), dan lain-lain pun turut diperlukan.
Secara statistik ia mengungkapkan peredaran uang palsu di Tanah Air kian menurun dari tahun ke tahun, seiring dengan kesadaran masyarakat akan keaslian uang rupiah.
Hal tersebut dilihat dari indikator besaran uang palsu yang ditemukan dalam peredaran satu juta lembar uang rupiah. Marlison menyebutkan, pada tiga tahun lalu, rata-rata uang palsu yang ditemukan dalam satu juta lembar uang rupiah adalah sebanyak sembilan lembar.
Namun, angka tersebut menurun menjadi sebanyak lima lembar pada dua tahun lalu, dan sebanyak empat lembar pada tahun lalu. Bahkan, lanjut dia, pada tahun ini hingga triwulan I hanya ditemukan satu lembar uang palsu dalam peredaran satu juta lembar uang rupiah.
"Dengan demikian trennya terus menurun karena upaya preventif dari kami maupun bekerja sama dengan pihak terkait," tegasnya.
Dalam menukarkan uang pecahan saat momen Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini, dirinya pun menganjurkan masyarakat untuk menukarkan uang tunai di kantor bank maupun mobil kas keliling BI atau perbankan, guna menghindari didapatkannya uang palsu.
Pada tahun ini bank sentral menyediakan uang tunai sebanyak Rp175,26 triliun untuk memenuhi kebutuhan menjelang Idul Fitri dan tempat penukaran akan tersebar di 5.013 kantor bank, serta akan terdapat pula mobil kas keliling BI dan milik perbankan.
Baca juga: BI dan Polri musnahkan 50.000 lembar uang palsu
Baca juga: Jaringan pencetak dan pengedar uang palsu di Bogor diungkap polisi