Depok (ANTARA) - Universitas Indonesia (UI) GreenMetric sebagai pemeringkatan universitas di bidang keberlanjutan melakukan inovasi serta penyesuaian indikator bagi penilaian kabupaten/kota di Indonesia melalui UI GreenCityMetric.
Ketua UI GreenMetric World University Rankings Prof. Dr. Ir. Riri Fitri Sari dalam keterangan tertulisnya, Jumat mengatakan saat ini adalah momen terbaik untuk kita belajar bersama berdasarkan standar internasional yang telah kita tetapkan sebelumnya untuk menciptakan kota yang cerdas, tangguh, berkelanjutan yang mampu memberikan dukungan bagi kesehatan yang baik dan kemakmuran bagi semua.
“Mudah-mudahan dengan acara dan sesi diskusi hari ini, pada akhirnya akan bermuara pada terwujudnya semua kerja sama kita untuk memastikan dan mewujudkan kota kita menjadi kota yang maju dan modern yang dapat kita wariskan kepada generasi penerus kita dalam kondisi baik dan mampu mendukung kehidupan yang layak dan bermartabat,” ujar Prof. Riri.
Universitas Indonesia (UI) GreenMetric selama 12 tahun telah melakukan program pemeringkatan universitas se-dunia berdasarkan aspek keberlanjutan, yang meliputi setting dan infrastruktur, energi, penanganan sampah, air, transportasi serta pendidikan dan penelitian.
UI GreenMetric memiliki komitmen kuat untuk menjadi sebuah platform global bagi universitas di dunia guna berperan aktif dalam mengatasi tantangan lingkungan yang dihadapi dunia sekarang ini.
Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan, Kementerian Dalam Negeri RI Dr. Drs. Safrizal ZA., M.Si., mengatakan bahwa kawasan perkotaan di Indonesia terus tumbuh dengan rata-rata pertumbuhan 4,1 persen per tahun, lebih cepat dibandingkan kota-kota di negara Asia lainnya.
Meningkatnya pertumbuhan penduduk yang tinggal di perkotaan, memberikan peluang ekonomi dan mobilitas vertikal.
Selain itu, lonjakan urbanisasi akibat pembangunan kota yang tidak terkendali, akan mengakibatkan urban sprawl, sehingga kota-kota tumbuh melampaui batas-batas administratif.
Penghuni lahan produktif dan kawasan lindung di sekitar pusat kota digunakan untuk pembangunan permukiman atau lahan terbangun dan lahan industri yang mendukung kawasan perkotaan.
Menurut Safrizal, pertumbuhan kawasan perkotaan yang tidak dibarengi dengan pemenuhan layanan esensial perkotaan seperti perumahan, air minum, sanitasi, dan transportasi umum, telah menimbulkan eksternalitas negatif yang berdampak pada livability.
Kota-kota akan mengalami penurunan kualitas lingkungan, ancaman bencana, krisis air bersih, kualitas udara, krisis ketahanan pangan lokal, dan secara umum akan menyebabkan kerusakan ekosistem.
Pengelolaan kawasan perkotaan harus dilakukan melalui pembangunan berkelanjutan untuk meminimalkan faktor-faktor negatif tersebut, secara konseptual dan operasional.
“Pembangunan berkelanjutan memiliki tiga pilar yang saling berkelanjutan, yaitu pembangunan ekonomi, pembangunan sosial, dan pembangunan lingkungan. Ketiga pilar tersebut proporsional secara simetris dengan implementasi UI GreenCityMetric. UI GreenCityMetric akan mampu memperkuat dan bersama-sama mewujudkan implementasi PP Perkotaan,” ujar Safrizal.
Ia berharap UI GreenCityMetric nantinya juga dapat menjadi referensi untuk mengelaborasi kota-kota di Indonesia terkait isu lingkungan, pembangunan berkelanjutan, inovasi, dan kolaborasi.
UI siapkan peringkat greencitymetric untuk kabupaten/kota
Jumat, 4 Februari 2022 17:44 WIB