Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan mencatat realisasi penyaluran kredit sepanjang penyelenggaraan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) pada 2020 lalu mencapai Rp19,27 triliun untuk 409,1 ribu debitur.
Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Tirta Segara mengatakan tidak akan memasang target nilai penyaluran kredit untuk penyelenggaraan BIK tahun 2021 ini.Pasalnya, OJK lebih ingin berfokus mendorong penyaluran kredit yang berkualitas.
"Jadi target kita bukan angka nominal tapi penyaluran kredit yang berkualitas," kata Tirta dalam media briefing virtual di Jakarta, Selasa.
Menurutnya, saat ini penting bagi OJK memastikan kredit yang disalurkan merupakan kredit yang sehat. Untuk ini, OJK pun melakukan menyelenggarakan business matchimg yang mempertemukan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) dengan pelaku usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk meningkatkan pemahaman UMKM terkait produk-produk pembiayaan.
Baca juga: Melihat perbedaan utama dari KPR hijau dengan KPR biasa yang kini jadi gaya hidup
“Setelah mereka nanti paham, usaha-usaha kecil ini paham dan kalau bisa sudah menyiapkan data keuangan, catatan keuangan, mereka bisa langsung diberikan pembiayaan dengan diskon-diskon dan sebagainya,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, OJK kembali menyelenggarakan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) pada Oktober 2021 untuk mempercepat pencapaian target inklusi keuangan sebesar 90 persen di 2024.
Baca juga: Bambang Soesatyo minta Pemerintah tindak tegas "pinjol" ilegal
Baca juga: Masyarakat Sukabumi diimbau waspada jeratan pinjaman online ilegal
Telah dilaksanakan sejak 2016, selain business matching, selama BIK, OJK juga menyelenggarakan kegiatan edukasi keuangan dan kampanye literasi keuangan baik melalui webinar maupun secara langsung, bergantung kondisi penyebaran COVID-19 di lokasi pelaksanaan kedua acara tersebut
Di samping itu, OJK berencana melaksanakan pameran virtual FinExpo mulai 18 Oktober sampai 2 November 2021 yang dapat diakses melalui www.finexpo-bik2021.id.