Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kota Bogor mendorong subsidi silang bantuan pembiayaan sekolah bagi siswa terdampak masalah ekonomi akibat orang tuanya meninggal terpapar COVID-19.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Hanafi saat dihubungi di Kota Bogor, Sabtu, mengatakan perlu ada rumusan untuk mempertahankan wajib belajar 12 tahun, jangan sampai putus sekolah, khususnya soal biaya pendidikan bagi siswa yang ditinggal orang tuanya.
Ia mengatakan Wali Kota Bogor Bima Arya telah meminta perumusan langkah-langkah untuk menyelamatkan masa depan sekolah siswa-siswa tersebut melalui subsidi silang.
Beberapa dasar yang melatarbelakangi ide subsidi silang tersebut ialah, ada dana BOS yang bisa diatur alokasinya, kemudian komunikasi antara pihak sekolah dengan komite sekolah masing-masing terhadap bantuan orang tua yang mampu.
Kemudian, katanya, bagi sekolah swasta yang selain menerima dana BOS juga menarik iuran dari orang tua siswa berupa SPP bulanan dan lainnya, juga seyogyanya bisa disisihkan untuk subsidi pembiayaan sekolah bagi siswa terdampak COVID-19.
"Sekolah ada komite dan sebagainya, kalau komunikasi sekolah sama orang tua bagus, kenapa tidak terjadi subsidi silang," katanya.
Menurut Hanafi, persoalan mempertahankan lama sekolah 12 tahun bagi siswa di Kota Bogor tidak mudah di situasi pandemi COVID-19 yang belum benar-benar pulih.
Pemerintah Kota Bogor memandang hal itu dapat diselesaikan dengan santunan sejumlah Rp1 juta- Rp2 juta per siswa, karena rutinitas sekolah pastinya tidak cukup dengan angka tersebut.
Dari total 1.390 sekolah yang ada di Kota Bogor, terdiri atas 342 SD, 175 SMP, 75 SMA dan 103 SMK negeri maupun swasta, Pemkot Bogor masih mendata jumlah siswa terdampak COVID-19.
"Sambil perumusan, kami data juga jumlah siswa terdampaknya," ujarnya.
Baca juga: Pemkot Bogor perbaiki bangunan SD Negeri Otista yang ambruk
Baca juga: DPRD minta Pemkot Bogor perbaiki atap SD Negeri Otista yang ambruk
Pemkot Bogor dorong subsidi silang bantu siswa terdampak COVID-19
Sabtu, 18 September 2021 19:49 WIB
Sekolah ada komite dan sebagainya, kalau komunikasi sekolah sama orang tua bagus, kenapa tidak terjadi subsidi silang.