Jakarta (Antara Megapolitan) - Direktur Eksekutif Galeri Foto Jurnalistik Antara Oscar Motuloh menerima "Penghargaan Kebudayaan 2015" sebagai Pelopor Fotografi Jurnalistik yang diselenggarkaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa malam.
"Penghargaan ini suatu bentuk apresiasi kepada fotografi dan menurut saya sudah sepantasnya lembaga pemerintah membuat penghargaan yang memiliki kategori peran masyarakat seperti ini dan harus terus berlangsung," kata Oscar.
Pria kelahiran 19 Agustus 1959 ini mengatakan sebetulnya banyak nama yang sangat layak untuk mendapatkan penghargaan tersebut dalam dunia fotografi.
"Penghargaan yang saya terima ini bukan semata-mata untuk diri sendiri tetapi untuk fotografi Indonesia," kata dia.
Oscar yang juga disebut salah satu dari "30 Fotografer Paling Berpengaruh di Asia" versi Invisible Photographer Asia (IPA) menginginkan penghargaan seperti ini terus ada karena membuat generasi muda bersemangat.
Selain bentuk apresiasi, menurut dia, penghargaan tersebut juga bentuk tanggung jawab bagi penerimanya.
"Penghargaan selalu punya beban untuk figur yang menerimanya. Hal ini menjadi catatan untuk berbuat lebih baik, bukan sekedar rasa senang, ini adalah tantangan," kata dia.
Selain Oscar, pada kategori yang sama yaitu "Pencipta, Pelopor dan Pembaru" ada beberapa nama lain yang meneria penghargaan tersebut seperti Ananda Sukarlan, Avip Prianta, Irvan Noe'man, Marga T, Marselli Sumarno, Saini K.M, Sitor Situmorang, Syahrinur Prinka dan Wa Ode Siti Marwiyah Sipala.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengapresiasi pegiat budaya dari berbagai profesi, daerah serta instansi yang turut melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Indonesia.
"Para seniman dan budayawan sudah mengerjakan banyak hal untuk mengembangkan budaya Indonesia, tapi negara sering tak muncul dan kemunculan negara tidak selalu dari dana, tapi juga apresiasi," kata Anies pada acara Penghargaan Kebudayaan 2015 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa malam.
Anies mengatakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ingin merespons terhadap budayawan dan seniman yang secara nyata memberikan kontribusi karena mereka bukan hanya melestarikan, tetapi juga mengembangkan.
"Kalau mereka hanya sekadar melestarikan, akan muncul stagnansi, tapi nyatanya mereka mengembangkan kebudayaan. Oleh sebab itu, kami berikan penghargaan," ujar Anies.
Menurut menteri, penggerak kebudayaan yang menerima penghargaan ini bukanlah orang-orang yang melihat kebudayaan sebagai penghidupan semata untuk mencari nafkah, tetapi sebagai bagian dari kehidupan mereka.
Sebanyak 55 seniman dan budayawan yang menerima penghargaan tidak hanya berasal dari Jakarta tetapi juga dari berbagai wilayah di Indonesia, bahkan dari kewarganegaraan asing.
Selain itu, tokoh penerima penghargaan dibedakan berdasarkan berbagai kategori, antara lain kategori pencipta, pelopor dan pembaru, pelestari, anak dan remaja, maestro seni tradisi, pemerintah daerah, media, komunitas, dan perorangan asing.
Adapun untuk penerima Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera Utama, yang menjadi salah satu penghargaan tertinggi yang diberikan Presiden Republik Indonesia atas jasanya, diberikan kepada Franz Magnis-Suseno yang berprofesi sebagai rohaniawan, pemikir lintas agama, filsuf dan budayawan.
Penghargaan kehormatan lainnya adalah Bintang Budaya Parama Dharma yang diberikan kepada Goenawan Sustayo Mohamad, Petrus Josephus Zoetmulder (Alm.), KPH. Notoprojo (Alm.).
Kemudian Tanda Kehormatan Satyalancana Kebudayaan diberikan kepada Agustin Sibarani (Alm), Hildawati Soemantri (Alm), I Nyoman Tjokot (Alm), Josef Prijotomo, Kotot Sukardi (Alm), Moh Sjafe'I (Alm), M. Junus Melalatoa (Alm), Sauti (Alm), Surya Sumanto (Alm).
Oscar Motuloh Terima Penghargaan Kebudayaan 2015
Rabu, 23 September 2015 5:40 WIB
Penghargaan yang saya terima ini bukan semata-mata untuk diri sendiri tetapi untuk fotografi Indonesia.