Jakarta (ANTARA) - Head of Macroeconomic and Financial Market Research PermataBank Faisal Rachman memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I tahun ini berada di kisaran 5,1 persen, ditopang oleh hilangnya dampak El Nino dan pergeseran jatuhnya bulan Ramadhan.
Faisal saat dihubungi di Jakarta, Rabu, mengatakan mesin utama pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yaitu permintaan domestik, seperti konsumsi rumah tangga.
Mesin utama pendorong pertumbuhan ekonomi juga berasal dari investasi, ditopang oleh berakhirnya tahun politik dan agenda pro-pertumbuhan (pro-growth) pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Kilas balik pada tahun lalu, ekonomi Indonesia pada triwulan I 2024 tercatat tumbuh 5,11 persen secara tahunan (year on year/yoy). Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,05 persen pada triwulan II 2024 dan 4,95 persen triwulan III 2024.
Dengan mempertimbangkan fundamental ekonomi saat ini, Faisal mengatakan kemungkinan resesi bagi Indonesia cukup kecil.
Ada ketidakpastian global meningkat yang akan berdampak pada sektor eksternal Indonesia seperti ekspor-impor, serta pasar keuangan terutama suku bunga, nilai tukar rupiah, dan imbal hasil (yield) obligasi sehingga terdapat tekanan stabilitas.
Baca juga: Ekonom minta pemerintah ciptakan lebih banyak lapangan kerja untuk dongkrak daya beli
Baca juga: Optimisme menatap ekonomi Indonesia di tahun 2025