Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu berpeluang menguat ditopang kebijakan insentif dari pemerintah untuk memulihkan ekonomi domestik.
Pada pukul 10.59 WIB, rupiah menguat 18 poin atau 0,13 persen ke posisi Rp14.307 per dolar AS dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.325 per dolar AS.
"Kemarin kita lihat sentimen condong ke eksternal, tapi dalam perdagangan hari ini pasar condong ke internal di mana kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia cukup bagus sehingga membawa mata uang rupiah pagi ini menguat tipis," kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Rabu.
Menurut Ibrahim, dari dalam negeri ada secercah harapan membaiknya pertumbuhan ekonomi pada 2021 dan Indonesia bisa keluar dari resesi. Insentif yang diberikan oleh pemerintah dan Bank Indonesia direspons positif oleh pelaku pasar.
Baca juga: Emas "rebound" 10,6 dolar setelah alami penurunan
Sebelumnya Bank Indonesia (BI) telah menetapkan kebijakan uang muka atau Down Payment (DP) nol persen untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Sedangkan pemerintah memberikan diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dan menetapkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) nol persen atau PPN ditanggung pemerintah yang berlaku mulai 1 Maret 2021 sampai 31 Agustus 2021.
"Ini cukup membantu pasar condong positif," ujar Ibrahim.
Dari eksternal, lanjut Ibrahim, imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun mengalami penurunan dari sebelumnya di level 1,415 persen menjadi 1,407 persen.
"Rupiah masih akan fluktuatif, kalau pun menguat hari ini relatif tipis," katanya.
Pada Selasa (3/2) lalu, rupiah ditutup melemah 70 poin atau 0,49 persen ke posisi Rp14.325 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.255 per dolar AS.
Kurs Rupiah berpotensi menguat ditopang insentif pemerintah
Rabu, 3 Maret 2021 13:17 WIB
Pada pukul 10.59 WIB, rupiah menguat 18 poin atau 0,13 persen ke posisi Rp14.307 per dolar AS dari posisi penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.325 per dolar AS.