Kuwait City (Antara Megaplitan) - Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memuji usaha dan perhatian Kuwait dalam membantu badan internasional UNHCR melalui Konferensi Kemanusiaan Internasional Ketiga bagi para korban perang Suriah di Kuwait pada 31 Maret 2015.
Valeria Amos, wakil Sekretaris Jeneral PBB untuk Urusan Kemanusiaan, dalam siaran pers di Media Center Hotel Mariot, Kuwait City, Minggu, menyampaikan pujian tersebut atas usaha dan inisiatif yang dilakukan oleh Amir Kuwait Sheik Sabah Al-Ahmad Al-Jaber Al-Sabah untuk menggalang bantuan demi kemanusiaan.
Selain itu, dia juga menyampaikan kepada negara yang ikut memberikan bantuan yang dijanjikan melalui Konferensi Kemanusiaan Internasional Ketiga untuk Suriah dan kerja sama yang dibina serta ikut membantu meringankan penderitaan korban atas perang saudara yang terjadi di Suriah serta di wilayah lain di Timur Tengah.
Sewaktu konflik di Suriah memasuki tahun kelima, anggota Badan Keamanan PBB juga menyampaikan keprihatinan yang mendalam terhadap kondisi rakyat Suriah yang terus menderita dan memburuk akibat perang saudara yang tak pernah berakhir di negara tersebut.
Anggota Badan Keamanan PBB ini juga menyesali konndisi 3,9 juta pengungsi Suriah ditampung di beberapa negara tetangga sangat membutuhkan bantuan kemanusian dan mereka juga menyoroti kurangnya dana yang dihadapi oleh PBB dalam menjalankan tugas kemanusiaan dengan mengurangi jatah makanan sebesar 30 persen bagi pengungsi Suriah.
Dalam hal ini PBB juga dilaporkan tidak mampu meningkatkan bantuan terhadap pengungsi Suriah, sehingga sekitar 227.000 pengungsi Suriah harus kehilangan pelayanan kesehatan yang merupakan bagian vital dalam kehidupan. Kalau bantuan kemanusiaan tidak diperoleh sebelum bulan Mei 2015, sekitar satu juta anak pengungsi Suriah tidak akan dapat sekolah dan tidak akan bisa memperoleh akses pendidikan alternative, ujar Amos.
Solusi yang harus diambil oleh semua pihak terhadap konflik selain bantuan kemanusiaan juga menghentikan serangan terhadap sipil dan memfasilitasi akses kemanusian terhadap orang yang membutuhkan bantuan, ujar Amos.
Karena itu, Konferensi Kemanusiaan International Ketiga untuk Suriah ini merupakan kontribusi yang cukup substansial bagi pihak pengungsi yang membutuhkan bantuan yang jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun, tegasnya.
Menurut Amos, jumlah pengungsi sudah meningkat yang hamper mencapai 12 juta dalam tahun terakhir ini. "Cukup mengharukan, dimana hamper tujuh juta dari 12 juta pengungsi sudah pindah dari tempat tinggalnya di Suriah".
Dalam kunjungannya ke Lebanon dan Jordania baru baru ini, Amos menyatakan bahwa para pengungsi pindah berkali-kali di wilayah Suriah dank arena kekerasan dan kebrutalan pihak yang berseteru, para pengungsi terpaksa melarikan diri untuk bisa selamat ke negara tetangga mereka.
"Kami sangat prihatin dengan situasi yang memburuk," ujarnya Amos dalam wawancara di TV Kuwait Minggu.
Dengan tersebarnya kelompok bersenjata, organisasi teroris juga memperburuk situasi di wilayah pengungsi di Suriah.
Misalnya adanya ISIL yang sekarang menguasai wilayah yang ditempati oleh sekitar 3,6 juta pengungsi yang masih dapat meraih bantuan ditengah lingkungan yang sulit karena faktor ketidakamanan yang membahayakan pekerja kemanusian yang juga tidak luput dari serangan.
Tidak hanya cukup bantuan, tegasnya dan menambahkan bahwa pekerjaan juga meningkat selain tantangan dan rintangan yang dihadapi. Bagaimanapun perhatian perlu diberikan kepada anak-anak pengungsi, karena masa depan Suriah di masa depan ada ditangan mereka.
PBB Puji Kuwait Bantu Konferensi Kemanusiaan
Senin, 30 Maret 2015 6:45 WIB
Konferensi Kemanusiaan International Ketiga untuk Suriah ini merupakan kontribusi yang cukup substansial bagi pihak pengungsi yang membutuhkan bantuan yang jumlahnya meningkat dari tahun ke tahun."