Kepala Pusat Studi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (PSP3) IPB University Sofyan Sjaf menaruh harapan besar kepada petani dan pemuda dari Kabupaten Dogiyai Papua dapat menularkan ilmunya kepada teman-teman di kampung halamannya setelah selama sepekan belajar di IPB University.
Pernyataan harapan tersebut disampaikan Sofyan Sjaf pada acara perpisahan antara Tim PSP3 IPB University dengan pesarta pelatihan yakni petani kopi dan pemuda dari Kabupaten Dogiyai, di Kota Bogor, Kamis malam.
Hadir pada kegiatan tersebut, antara lain, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) IPB University Aji Hermawan, Pemilik Malabar Mountain Coffee Slamet Prayoga, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Dogiyai Papua Emmanuel Dogomo, serta peserta pelatihan dan staf PSP3 IPB.
Baca juga: PSP3 IPB dan Kabupaten Dogiyai kerja sama pemberdayaan petani dan pemuda kampung
"Saya menaruh harapan besar kepada para petani kopi dan pemuda dari Dogiyai agar semua ilmu yang telah dipelajari di IPB, mulai dari memilih benih dan bibit kopi yang baik, menanam dan merawat tanaman kopi, hingga panen, dan pengolahan hasil panen menjadi minuman kopi siap saja," katanya.
Sofjan Sjaf menjelaskan, para petani kopi dan pemuda dari Dogiyai, menjalani pelatihan baik di Bogor maupun di kebun kopi Malabar Mountain di Pengalengan Kabupaten Bandung. "Selama sepekan itu, para peserta tidak hanya mendengarkan teori dari mentor, tapi langsung praktik, baik di kebun kopi maupun pengolahan pascapanen kopi," katanya.
Baca juga: Rektor IPB optimistis Menristek dan Mendikbud miliki visi ke depan bangun SDM
Kepala LPPM IPB University, Aji Hermawan, menaruh harapan agar Kabupaten Dogiyai Papua suatu saat menjadi sentra dan "brand" kopi dari Papua. Pada kesempatan tersebut, Aji Hermawan menceritakan usaha warung kopi di Amerika yang kemudian menjadi "brand" minuman kopi terpopuler di dunia. "Harapan saya suatu saat ada 'brand' kopi Dogiyai yang terkenal," katanya.
Menurut Aji Hermawan, rahasia sukses menjadi petani kopi atau pengusaha kedai kopi adalah menjalani profesinya dengan etos kerja yang tinggi dan dikelola dengan sepenuh hati.
Sementara itu, Kepaa Dinas Peranian Kabupaten Dogiyai Papua, Emmanuel Dogomo, menyatakan, terima kasih kepada IPB University yang telah memberikan pelatihan kepada para petani dan pemuda dari Dogiyai.
Baca juga: Tim IPB University juara pertama lomba debat sosial politik nasional
Menurut Emmanuel, peserta pelatihan ini, ada 12 orang di antaraya adalah petani yang berasal dari 12 kelompok tani. "Besok kami akan kembali ke Dogiyai. Setelah saya di kampung halaman, para peserta akan segera menularkan ilmu kepada teman-temannya sehingga jadi lebih banyak petani di Dogiyai yang mengerti bagaimana menjadi petani kopi yang baik," katanya.
Emmanuel menambahkan, mendidik orang menjadi baik itu tidak mudah, tapi IPB University dengan penuh semangat dan perhatian memberikan pelatihan kepada para petani dan pemuda dari Dogiyai. "Kami mengucapkan terima kasih kepada IPB," kata Emmanuel yang selama sepekan mendampingi para peserta pelatihan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
Pernyataan harapan tersebut disampaikan Sofyan Sjaf pada acara perpisahan antara Tim PSP3 IPB University dengan pesarta pelatihan yakni petani kopi dan pemuda dari Kabupaten Dogiyai, di Kota Bogor, Kamis malam.
Hadir pada kegiatan tersebut, antara lain, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) IPB University Aji Hermawan, Pemilik Malabar Mountain Coffee Slamet Prayoga, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Dogiyai Papua Emmanuel Dogomo, serta peserta pelatihan dan staf PSP3 IPB.
Baca juga: PSP3 IPB dan Kabupaten Dogiyai kerja sama pemberdayaan petani dan pemuda kampung
"Saya menaruh harapan besar kepada para petani kopi dan pemuda dari Dogiyai agar semua ilmu yang telah dipelajari di IPB, mulai dari memilih benih dan bibit kopi yang baik, menanam dan merawat tanaman kopi, hingga panen, dan pengolahan hasil panen menjadi minuman kopi siap saja," katanya.
Sofjan Sjaf menjelaskan, para petani kopi dan pemuda dari Dogiyai, menjalani pelatihan baik di Bogor maupun di kebun kopi Malabar Mountain di Pengalengan Kabupaten Bandung. "Selama sepekan itu, para peserta tidak hanya mendengarkan teori dari mentor, tapi langsung praktik, baik di kebun kopi maupun pengolahan pascapanen kopi," katanya.
Baca juga: Rektor IPB optimistis Menristek dan Mendikbud miliki visi ke depan bangun SDM
Kepala LPPM IPB University, Aji Hermawan, menaruh harapan agar Kabupaten Dogiyai Papua suatu saat menjadi sentra dan "brand" kopi dari Papua. Pada kesempatan tersebut, Aji Hermawan menceritakan usaha warung kopi di Amerika yang kemudian menjadi "brand" minuman kopi terpopuler di dunia. "Harapan saya suatu saat ada 'brand' kopi Dogiyai yang terkenal," katanya.
Menurut Aji Hermawan, rahasia sukses menjadi petani kopi atau pengusaha kedai kopi adalah menjalani profesinya dengan etos kerja yang tinggi dan dikelola dengan sepenuh hati.
Sementara itu, Kepaa Dinas Peranian Kabupaten Dogiyai Papua, Emmanuel Dogomo, menyatakan, terima kasih kepada IPB University yang telah memberikan pelatihan kepada para petani dan pemuda dari Dogiyai.
Baca juga: Tim IPB University juara pertama lomba debat sosial politik nasional
Menurut Emmanuel, peserta pelatihan ini, ada 12 orang di antaraya adalah petani yang berasal dari 12 kelompok tani. "Besok kami akan kembali ke Dogiyai. Setelah saya di kampung halaman, para peserta akan segera menularkan ilmu kepada teman-temannya sehingga jadi lebih banyak petani di Dogiyai yang mengerti bagaimana menjadi petani kopi yang baik," katanya.
Emmanuel menambahkan, mendidik orang menjadi baik itu tidak mudah, tapi IPB University dengan penuh semangat dan perhatian memberikan pelatihan kepada para petani dan pemuda dari Dogiyai. "Kami mengucapkan terima kasih kepada IPB," kata Emmanuel yang selama sepekan mendampingi para peserta pelatihan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019