Bogor (Antaranews Megapolitan) - Institut Pertanian Bogor (IPB) menjalin kerja sama dengan Universitas Sultan Zainal Abidin Malaysia yang ditandai dengan Penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) oleh Rektor IPB, Dr. Arif Satria dengan Wakil Rektor Universitas Sultan Zainal Abidin, Prof. Dato’ Dr. Ahmad Zubaidi Bin A. Latif. Acara digelar di ruang Sidang Rektor Kampus IPB Dramaga, Bogor, (4/1).
Fokus kerja sama ini dalam bidang pendidikan sebagai wujud dalam melaksanakan tugas-tugas pendidikan tinggi untuk meningkatkan sumberdaya manusia di bidang keilmuan dalam membangun bangsa.
Rektor IPB, Dr. Arif Satria, menyambut baik kerja sama ini. Ia menaruh harapan besar terhadap kerja sama ini sejak diamanatkan menjadi Rektor IPB.
“Sekarang jumlah mahasiswa Malaysia yang kuliah atau belajar di IPB merupakan yang terbanyak dibanding mahasiswa asing lainnya. Jumlah mahasiswa Malaysia yang belajar di IPB sebanyak 150 orang dan diharapkan terus meningkat seiring dengan dikembangkan kerja sama ini," kata rektor.
Rektor menjelaskan, IPB telah mengukir berbagai prestasi membanggakan pada tahun 2017, di antaranya lembaga pemeringkatan internasional QS mengumumkan bahwa IPB menjadi salah satu dari 100 Perguruan Tinggi terbaik di dunia versi QS World University Ranking by Subject yaitu Agriculture and Forestry.
Pada pemeringkatan tersebut IPB berada di posisi ke-61 di antara perguruan tinggi terbaik dunia. IPB juga mencapai peringkat ke-3 setelah ITB dan UGM dalam klusterisasi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Indonesia yang diadakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI.
“Yang membanggakan IPB mendapat Anugerah Widyapadhi peringkat 1 nasional dari Kemenristekdikti sebagai penghargaan atas upaya IPB mengembangkan dan mengkomersialisasi inovasi,” imbuhnya.
Rektor menambahkan, kerja sama ini dapat dikembangkan dengan menciptakan kegiatan summer course untuk membuka pengetahuan dari negara-negara internasional, seperti Malaysia. Harapannya melalui summer course tersebut akan menjadi inisiator bagi negara lain untuk melaksanakan summer course, sehingga akan terjalin kerja sama yang erat antar negara.
Sementara, Wakil Rektor Universitas Sultan Zainal Abidin, Prof. Dato’ Dr. Ahmad Zubaidi Bin A. Latif menyampaikan, kerja sama ini merupakan sebuah terobosan yang prospektif karena relevan dengan kebutuhan negara, khususnya kebutuhan akan sumberdaya manusia (SDM) yang profesional di bidang pendidikan.
“Kami juga sangat menyambut baik dengan akan diadakannya kegiatan summer course. Ini sangat membuka wawasan dan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa kami,”ujarnya.
Selain itu, menurutnya, dengan kerja sama ini, maka generasi muda di negara Malaysia termasuk aparatur pemerintahannya yang berminat kuliah di IPB atau mengikuti program S2 dan S3 akan mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah Malaysia.
“Harapannya IPB akan selalu terbuka untuk kerja sama - kerja sama bidang pendidikan, pertukaran staf dosen, pelatihan, bidang kemahasiswaan bahkan pertukaran mahasiswa untuk melakukan kredit poin kuliah di IPB,” pungkasnya.
Nampak hadir dalam acara ini di antaranya Sekretaris Institut (SI) IPB, Dr. Ibnul Qayim; Direktur Kerja Sama dan Program Internasional (KSPI) IPB, Dr. Edy Hartulistiyoso; dan tim dari Universitas Sultan Zainal Abidin Malaysia.(Awl)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018
Fokus kerja sama ini dalam bidang pendidikan sebagai wujud dalam melaksanakan tugas-tugas pendidikan tinggi untuk meningkatkan sumberdaya manusia di bidang keilmuan dalam membangun bangsa.
Rektor IPB, Dr. Arif Satria, menyambut baik kerja sama ini. Ia menaruh harapan besar terhadap kerja sama ini sejak diamanatkan menjadi Rektor IPB.
“Sekarang jumlah mahasiswa Malaysia yang kuliah atau belajar di IPB merupakan yang terbanyak dibanding mahasiswa asing lainnya. Jumlah mahasiswa Malaysia yang belajar di IPB sebanyak 150 orang dan diharapkan terus meningkat seiring dengan dikembangkan kerja sama ini," kata rektor.
Rektor menjelaskan, IPB telah mengukir berbagai prestasi membanggakan pada tahun 2017, di antaranya lembaga pemeringkatan internasional QS mengumumkan bahwa IPB menjadi salah satu dari 100 Perguruan Tinggi terbaik di dunia versi QS World University Ranking by Subject yaitu Agriculture and Forestry.
Pada pemeringkatan tersebut IPB berada di posisi ke-61 di antara perguruan tinggi terbaik dunia. IPB juga mencapai peringkat ke-3 setelah ITB dan UGM dalam klusterisasi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Indonesia yang diadakan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI.
“Yang membanggakan IPB mendapat Anugerah Widyapadhi peringkat 1 nasional dari Kemenristekdikti sebagai penghargaan atas upaya IPB mengembangkan dan mengkomersialisasi inovasi,” imbuhnya.
Rektor menambahkan, kerja sama ini dapat dikembangkan dengan menciptakan kegiatan summer course untuk membuka pengetahuan dari negara-negara internasional, seperti Malaysia. Harapannya melalui summer course tersebut akan menjadi inisiator bagi negara lain untuk melaksanakan summer course, sehingga akan terjalin kerja sama yang erat antar negara.
Sementara, Wakil Rektor Universitas Sultan Zainal Abidin, Prof. Dato’ Dr. Ahmad Zubaidi Bin A. Latif menyampaikan, kerja sama ini merupakan sebuah terobosan yang prospektif karena relevan dengan kebutuhan negara, khususnya kebutuhan akan sumberdaya manusia (SDM) yang profesional di bidang pendidikan.
“Kami juga sangat menyambut baik dengan akan diadakannya kegiatan summer course. Ini sangat membuka wawasan dan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa kami,”ujarnya.
Selain itu, menurutnya, dengan kerja sama ini, maka generasi muda di negara Malaysia termasuk aparatur pemerintahannya yang berminat kuliah di IPB atau mengikuti program S2 dan S3 akan mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah Malaysia.
“Harapannya IPB akan selalu terbuka untuk kerja sama - kerja sama bidang pendidikan, pertukaran staf dosen, pelatihan, bidang kemahasiswaan bahkan pertukaran mahasiswa untuk melakukan kredit poin kuliah di IPB,” pungkasnya.
Nampak hadir dalam acara ini di antaranya Sekretaris Institut (SI) IPB, Dr. Ibnul Qayim; Direktur Kerja Sama dan Program Internasional (KSPI) IPB, Dr. Edy Hartulistiyoso; dan tim dari Universitas Sultan Zainal Abidin Malaysia.(Awl)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018