Tim Pengabdian Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) mengembangkan alat pembakar sampah minim asap untuk skala rumah tangga dan usaha kecil di Pematang Siantar, Sumatera Utara.

"Alat ini kemudian dialihteknologikan untuk mengatasi masalah pengelolaan sampah di Kota Pematang Siantar, Sumatera Utara,” ujar Pengabdi Masyarakat FEB UI Zuliani Dalimunthe, dalam keterangannya, Selasa.

Menurut dia, proyek percontohan ini bekerja sama dengan Kelurahan Pardomuan, Kecamatan Siantar Timur. Kegiatan alih teknologi dilakukan dengan membuat alat di lokasi yang proses pembuatannya disaksikan oleh empat perangkat desa dan masyarakat yang dipilih.

"Alat ini kemudian diujicobakan secara terbatas, kemudian dilakukan perbaikan dan kembali diujicobakan. Secara keseluruhan proses ini berlangsung sejak Juni-September 2024” kata Zuliani Dalimunthe yang merupakan dosen FEB UI.

Baca juga: Dosen FEB UI beri edukasi warga Sumbermulyo lestarikan kerajinan tapis
Baca juga: Dekan FEB UI: Terobosan ekonomi harus dapat dikomunikasikan dengan baik

Menurut dia, melalui kerja sama ini, ketika alat dinilai memadai, kemudian disosialisasikan kepada masyarakat.

Kegiatan dilaksanakan di depan kantor Kelurahan Pardomuan dan disaksikan oleh Lurah Pardomuan Hendri Lubis dan Camat Siantar Timur ZR Sibua.

Rachmadi Agus Triono, pengabdi masyarakat FEB UI, mengatakan pengelolaan sampah dengan cara membuang ke TPA Tanjung Pinggir berdampak pada hadirnya bau tidak sedap dan pemandangan buruk.

Padahal, kata dia, Kota Pematang Siantar merupakan jalur perlintasan bagi wisatawan yang akan berkunjung ke Danau Toba, danau vulkanik terbesar dunia.

“Memang masalah sampah di kota Pematang Siantar ini masalah setiap tahun yang belum dapat teratasi. Harapan kami masyarakat dapat mengikuti kegiatan ini sehingga dapat membakar sampah dengan cara yang minim asap," katanya.

Baca juga: Pengmas FEB UI edukasi pengembangan produk baru dari kain tenun Lombok

Camat Siantar Timur ZR Sibua mengatakan kegiatan ini diharapkan dapat mengurangi beban sampah yang harus dikelola oleh pemerintah kota karena sebagian sampah dimusnahkan di tingkat rumah tangga.

Menurut Sistem Informasi Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN, 2024), timbunan sampah di Indonesia diperkirakan mencapai 50 juta ton.

Sampah ini berasal dari 288 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Umumnya pemerintah kabupaten/kota di Indonesia mengelola sampah dengan cara mengambil sampah dari masyarakat kemudian membuangnya ke tempat pembuangan akhir (TPA).

Menurut SIPSN, hanya 64,8 persen (sekitar 20,3 juta ton/tahun) sampah yang berhasil dikelola oleh pemerintah kabupaten/kota. Jika dilihat dari sumbernya, tumpukan sampah di Indonesia hampir separuh (49,5 persen) merupakan sampah rumah tangga.

"Jika rumah tangga dapat dilibatkan untuk mengelola sendiri sampahnya, maka sebagian masalah sampah ini dapat diatasi,” tutur Rachmadi Agus Triono.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024