Bogor (Antara) - Warga Kelurahan Cibuluh, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat, membagikan daging kurban dengan cara ramah lingkungan yakni mengurangi penggunaan kantong plastik dan menggantinya dengan daun jati.
"Ini bagian dari kampanye ramah lingkungan, biasanya pembagian daging kurban dengan kantong plastik, tapi kami menggunakan daun jati untuk membungkusnya daging kurban saat dibagikan," kata Sekretaris Panitia Penyembelih Hewan Kurban Mesjid Mardhotillah, Yayah Komariah Darmaji, di Bogor, Selasa.
Tidak hanya menggunakan daun jati, prosesi penyembelihan hewan kurban di Kampung Neglasari RT 02/RW 04 tersebut juga sarat ramah lingkungan, seperti penggunaan celemek oleh panitia kurban terbuat dari bahan daur ulang plastik kemasan.
Tidak hanya itu, kupon kurban yang dibagikan ke warga penerimaan daging juga terbuat dari bahan kardus dan karton bekas. Hal ini yang membuat prosesi hewan kurban di wilayah ini menjadi berbeda dari wilayah lainnya.
"Kami ingin memberikan contoh kepada warga lainnya, ramah lingkungan bisa dilakukan pada saat penyembelihan hewan kurban," kata Yayah.
Menurut Yayah, hal ini sudah yang ke dua kalinya dilakukan oleh panitia kurban Masjid Mardhotillah. Tahun lalu, wilayah tersebut juga melakukan hal yang sama yakni menyembelih hewan kurban berwawasan lingkungan.
Yayah menjelaskan, dipilihnya daun jati atau bongsai sebagai alat pembungkus daging kurban saat dibagikan, untuk menghindari efek yang ditimbulkan dari pembungkus kantong plastik.
Menurutnya, penggunaan kantong plastik terutama yang berwarna hitam untuk membungkus daging kurban kurang tepat karena tidak memenuhi syarat kesehatan dan keamanan bagi daging.
"Plastik hitam mengandung zat adiktif yang bersifat karsinogenik yang bisa menimbulkan kanker, dan tentunya sangat berbahaya. Ini sudah diingatkan secara resmi oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)," ujar Yayah.
Yayah menambahkan, pihaknya tidak ingin mengambil risiko, sehingga pembungkus daging kurban menggunakan daun jati dan bongsang, agar lebih aman dan terjamin kualitas dagingnya.
"Untuk mendapatkan daun jati tersebut, pihak panitia mengumpulkan dari Kampung Neglasari. Dengan memanfaatkan pohon yang sudah tumbang," ujarnya.
Sedangkan untuk menghindari bau amis yang tidak sedap dari penyembelihan hewan kurban di sekitar masjid pada bagian tanahnya ditaburi abu gosok.
"Kita tidak ingin darah hewan berceceran di tanah menimbulkan bau amis yang tidak sedap karena dikhawatirkan akan menimbulkan penyakit, untuk menghilangkan, kita taburi abu gosok," paparnya.
Sementara itu, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Cibuluh Kecamatan Bogor Utara, Ohen Buchori mengatakan, penyembelihan hewan qurban yang dilakukan kampung Neglasari Cibuluh ini sebagai realisasi program tabungan kurban (Protaq).
"Warga Kampung Neglasari menabung selama setahun. Setiap warga menabung sebesar Rp150 ribu. Alhamdulillah melalui Protaq bisa membeli tiga ekor sapi, dan lima ekor kambing untuk dikurbankan," ujar dia.
Camat Bogor Utara, Asep Kartiwa, menyambut baik kegiatan penyembelihan ramah lingkungan yang dilakukan warga Kampung Neglasari.
Menurutnya, hal tersebut dapat menjadi contoh bagi warga lainnya bahwa mengkampanyekan betapa pentingnya ramah lingkungan.
"Kami berharap penyembelihan dan pembagian hewan kurban seperti ini bisa diikuti oleh warga atau panitia-panitia penyembelihan hewan kurban lainnya," ujarnya.
Pembagian daging kurban di Bogor ramah lingkungan
Selasa, 15 Oktober 2013 20:09 WIB
"Plastik hitam mengandung zat adiktif yang bersifat karsinogenik yang bisa menimbulkan kanker, dan tentunya sangat berbahaya. Ini sudah diingatkan secara resmi oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM),"