Bogor (Antara) - Dinas Perindustrian Perdagangan Kota Bogor menilai kenaikan harga kebutuhan pokok pada Ramadhan tahun ini lebih tinggi di banding harga tahun sebelumnya.
"Kenaikan harga tahun ini lebih tinggi dari tahun lalu," kata Kepala Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, M Sinaga, di Bogor, Kamis.
Menurut dia tahun lalu empat minggu sebelum Ramadhan tren harga turun, sementara tahun ini, empat minggu sebelum puasa sudah naik.
Beberapa harga kebutuhan pokok yang harganya melabung tinggi seperti daging ayam yang sempat menembus harga Rp40.000 per kg, daging sapi Rp100.000 per kg, telor ayam broiler Rp21.000 per kg dan cabe rawit merah Rp100.000 per kg dan cabe rawit Rp60.000 per kg.
Sinaga menjelaskan, kenaikan harga yang terjadi tahun ini ada pengaruhnya dengan kenaikan BBM karena untuk kebutuhan sembilan bahan pokok di Kota Bogor didatangkan dari luar kota.
"Karena Kota Bogor tidak memiliki sumber daya seperti laut, pertanian dan perkebunan. Adapun sumber daya itu, hanya mampu memasok 10 persen kebutuhan pokok, sisanya di datangkan dari luar," katanya.
Menurut Sinaga, kondisi inilah yang menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok menjadi naik, karena dalam memasok kebutuhan dari luar memerlukan transportasi yang biayanya ikut meningkat.
Selain itu, lanjut Sinaga, kebanyakan para pedagang di Kota Bogor tidak memiliki truk pengangkut barang sehingga mereka harus menyewa mobil untuk mengangkut barang belanjaan dari pasar induk ke pasar tempat berjualan.
"Karena itu, harga disini dipengaruhi sekali dengan ongkos kirim barang," katanya.
Faktor lainnya, lanjut Sinaga, kebiasaan dan kecendruangan di masyarakat saat ini apabila harga mahal, konsumen membeli dalam jumlah sedikit, sehingga pedagang tidak mampu membeli banyak.
"Sehingga stok di pasaran sedikit, ini juga mempengaruhi," katanya.
Sinaga mengatakan, di tingkat grosir stok kebutuhan pokok aman, hanya saja di tingkat pengecer tidak mampu membeli banyak, sehinga mempengaruhi harga di pasaran.
Dikatakannya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor telah berkoordinasi dengan Kepolisian setempat untuk melakukan pengawasan terhadap peredaran dan distribusi barang kebutuhan pokok di pasaran.
"Polisi akan mengawasi truk-truk pengangkut barang sembako di jalan, bila ada yang berhenti di jalan tanpa ada sebab perlu diwaspadai dan ditindak karena, berhentinya truk pengangkut barang ini di jalan selama beberapa jam akan sangat mempengaruhi harga di pasaran, ini salah satu permainan spekulan juga," katanya.
Sinaga menambahkan, Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan telah mempersiapkan operasi pasar untuk menekan lajunya kenaikan harga barang.
"Kita lihat dulu situasi di pasaran, jika kenaikan harga sudah melebihi ambang batas OP siap kita gelar," katanya.
Kenaikan harga tahun ini lebih tinggi
Kamis, 18 Juli 2013 11:57 WIB
"Karena Kota Bogor tidak memiliki sumber daya seperti laut, pertanian dan perkebunan. Adapun sumber daya itu, hanya mampu memasok 10 persen kebutuhan pokok, sisanya di datangkan dari luar,"