Jakarta (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan Clean Air Asia (CAA) menggelar pelatihan pengelolaan data pemantauan kualitas udara bagi pemerintah daerah di Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Bodetabek).
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, Jakarta siap menjadi pusat pembelajaran bagi daerah lain.
“Saat ini kami memiliki 111 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) aktif yang terintegrasi di seluruh wilayah. Melalui pengalaman ini, kami ingin berbagi bagaimana sistem pemantauan dapat dikelola secara efektif dan transparan,” ujar Asep di Jakarta, baru-baru ini.
Pada hari pertama yang digelar 15 Oktober lalu, kata Asep, para peserta dari berbagai DLH dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) di wilayah Bodetabek saling berbagi informasi mengenai sistem pemantauan udara yang mereka miliki.
Selain itu target pemantauan regional serta upaya standarisasi dan pengelolaan data agar hasilnya akurat dan dapat digunakan sebagai dasar kebijakan publik.
Kegiatan hari kedua tanggal 16 Oktober lalu diisi dengan kunjungan lapangan ke sejumlah titik pemantauan kualitas udara, baik stasiun referensi maupun "Low-Cost Sensor" (LCS).
Melalui kunjungan ini, kata Asep, peserta mempelajari langsung proses kalibrasi alat, pengambilan data hingga integrasi hasil pemantauan ke dalam portal udara.jakarta.go.id yang merupakan sistem daring untuk menampilkan data kualitas udara Jakarta secara terkini dan terus-menerus (real time)
Baca juga: Jakarta jadi kota dengan sistem pemantauan kualitas udara terintegrasi dan terluas di Indonesia
Baca juga: Udara Jakarta tidak sehat
