Banda Aceh (ANTARA) - Dharma Wanita Persatuan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh menegaskan peranan penting perguruan tinggi untuk mewujudkan komitmen mencegah dan menangani berbagai bentuk kekerasan di lingkungan kampus.
"Karena perguruan tinggi tidak hanya berperan mencetak lulusan unggul secara akademik, tetapi juga wajib memastikan lingkungan belajar yang aman dan bebas dari kekerasan," kata Ketua DWP UIN Ar-Raniry Banda Aceh Sofiatuddin Syah di Banda Aceh, Selasa.
Dia mengatakan hal itu dalam diskusi publik bertema “Implementasi SDGs melalui Upaya Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Perguruan Tinggi” di Aula Theater Museum UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
Ia mengatakan kekerasan di perguruan tinggi, baik pelecehan seksual, perundungan, diskriminasi, maupun bentuk lainnya, bukan hanya merugikan korban, akan tetapi juga mencederai nilai luhur pendidikan.
"Karena itu, pencegahan dan penanganan kekerasan harus menjadi bagian integral dari tata kelola perguruan tinggi yang baik,” ujarnya.
Dirinya menekankan bahwa dalam upaya pencegahan ini, pihak kampus juga harus mengajak mahasiswa sebagai agen perubahan.
Mahasiswa, ujar dia, perlu dilibatkan aktif dalam gerakan budaya antikekerasan, bukan hanya menjadi penerima manfaat kebijakan.
“Mahasiswa dapat menjadi pengawas sosial, membangun komunitas peduli, serta mendorong lahirnya gerakan kultural yang menolak segala bentuk kekerasan di kampus,” katanya.
Baca juga: Menteri: Civitas academica berani lapor kekerasan
Baca juga: UIN Palu sebut satgas PPKS bentuk keseriusan cegah kekerasan di kampus
