Kupang, NTT (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menyebut gelaran festival budaya lokal sebagai sarana memperkuat keberagaman dan toleransi masyarakat di kota itu.
“Festival bukan sekadar perayaan budaya, tetapi juga wujud nyata kebersamaan dan toleransi yang tumbuh di tengah masyarakat,” kata Wakil Wali Kota Kupang Serena Francis di Kupang, Senin, saat saat menutup Festival Budaya Kelurahan Oesapa Selatan.
Ia menekankan pentingnya merawat nilai toleransi yang sudah melekat kuat di Kota Kupang. Sejak 2018, lanjutnya, Kupang selalu masuk dalam 10 besar kota paling toleran di Indonesia.
Pada 2024 SETARA Institute menetapkan Kupang pada urutan kesepuluh kota paling toleran di tingkat nasional. Karena itu Serena mengajak setiap warga untuk semakin memperkuat persatuan di tengah keragaman suku, agama, dan ras, di kota itu.
Ia menilai pentas seni budaya, kreasi etnis, serta partisipasi UMKM dan anak-anak muda, menandakan Oesapa Selatan adalah kelurahan yang hidup, penuh energi, dan bisa menjadi teladan bagi seluruh Kota Kupang.
Serena menegaskan festival bukan hanya ajang hiburan, tetapi juga perayaan atas keberagaman, kebersamaan, dan semangat persatuan warga.
