Cikarang, Bekasi (ANTARAnews Megapolitan) - Kepala Lapas Cikarang Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kadek Anton Budiharta mengatakan hukuman pidana bagi para pecandu narkoba adalah keliru.
"Mereka yang ketergantungan seharusnya tidak divonis penjara melainkan rehabilitasi," di Cikarang, Sabtu
Hukuman penjara dianggap tidak dapat membuat pecandu sadar, namun justru menambah masalah baru.
Dia mengatakan bagi mereka yang tengah memasuki fase ketergantungan, narkoba menjadi suatu kebutuhan pokok. Untuk itu, tidak jarang mereka bakal melakukan apapun untuk memenuhi kebutuhannya.
"Pengguna narkoba yang ditempatkan di lapas akan berupaya segala cara, sekuat tenaga mencari barang karena sudah ketergantungan," katanya.
Mereka akan berupaya menyuap petugas, bahkan bagi yang sudah sangat ketergantungan, bisa nekad membunuh orang. "Karena itu ditempatkan di lapas bukan penyelesaian masalah, malah menimbulkan masalah baru," katanya.
Pihaknya mengaku kerap menangani sejumlah kasus para pecandu narkoba yang berulah di dalam lapas seperti berhalusinasi hingga menyerang petugas dan warga binaan lain.
Mereka jika sudah menemukan titik ketergantungan sering berhalusinasi. Mereka berhalusinasi sehingga membayangkan melihat warga binaan lain seperti melihat sosok yang misterius sehingga pecandu ini menyerang warga binaan tersebut, kemudian berbagai ulah lainnya.
Menurut dia, seharusnya mereka yang telah ketergantungan tidak ditempatkan di dalam lapas melainkan dilakukan rehabilitasi. Pihaknya pun tidak bisa berbuat banyak terhadap para pecandu ini selain melakukan pengawasan penuh.
"Kami sendiri tidak memiliki program ataupun kemampuan rehabilitasi. Yang kami lakukan memisahkan mereka yang ketergantungan agar tidak membahayakan yang lain. Walaupun memang sebaiknya mereka ini direhabilitasi," katanya.
Selain itu banyaknya pecandu pun mengundang narkoba beredar di dalam lapas terlebih di Lapas Cikarang yang mayoritas warga binaannya berasal dari kasus narkoba.
Dari 1.644 warga binaan, sebanyak 937 warga kasusnya narkoba. "Makanya potensi barang masuk tinggi karena tentu peminatnya banyak. Ini masalah lainnya," katanya.
Namun pihaknya melakukan pengawasan ketat, baik dari pengunjung bahkan petugas agar tidak ada barang yang masuk.
Kadek memastikan tidak ada narkoba yang beredar di dalam lapas. Salah satu upaya yang dilakukan adalah merazia alat komunikasi yang dapat mengundang barang haram tersebut.
"Ini yang kami prioritaskan keberadaan ponsel ini. Ponsel ini bisa menjadi alat mereka mengendalikan narkoba. Maka dari itu kami lakukan pembersihan dengan razia rutin sebanyak empat sampai lima kali seminggu," katanya.
Kalapas Cikarang: Hukuman pidana pecandu narkoba keliru
Sabtu, 22 September 2018 12:16 WIB
Mereka yang ketergantungan seharusnya tidak divonis penjara melainkan rehabilitasi.