Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan menyatakan forum National EMOS Talkshow (NET) sejalan dengan upaya pemerintah untuk menjalankan amanat UU Nomor 17 Tahun 2023 yang menekankan integrasi Sistem Informasi Kesehatan Nasional dan menjaga ketersediaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan.
Direktur Produksi dan Distribusi Farmasi Kemenkes, Dita Novianti Sugandi menyebutkan bahwa upaya tersebut memberikan banyak kemudahan bagi pasien maupun masyarakat dalam mengakses obat, baik obat bebas maupun obat yang diresepkan oleh dokter.
Adapun pada penyelenggaraan NET di tahun kesembilan, EMOS mengusung tema Gateway to The Future: Accelerate Digital Innovation in Indonesia Health Services, guna memperkuat literasi teknologi di kalangan tenaga kesehatan serta memperluas kolaborasi lintas sektor.
Baca juga: Kemenkes kirim 26 tenaga kesehatan ke Kaltim
Baca juga: Sulawesi Barat terima bantuan tenaga kesehatan dari Kemenkes
Dalam forum tersebut, dibahas tentang integrasi teknologi digital seperti Artificial Intelligence (AI) dan Big Data ke dalam layanan farmasi guna mempercepat pengambilan keputusan klinis berbasis analisis data kompleks, memberikan kemudahan dalam pengembangan inovasi digital, serta membantu prediksi penyakit dan efisiensi distribusi.
"Saya berharap forum ini dapat menjadi ruang diskusi dan ajang berjejaring bagi kita semua untuk bertukar gagasan serta menghasilkan satu ide konstruktif dalam mendukung inovasi dan pemanfaatan teknologi di bidang kesehatan, khususnya dalam perbekalan kesehatan," kata Dita.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Taruna Ikrar menyoroti pentingnya sistem pengawasan berbasis teknologi. Menurutnya, tema NET sejalan dengan arah kebijakan nasional dan visi Badan POM.
"Ketahanan sistem obat nasional bukan hanya soal harga dan ketersediaan obat, tetapi tentang bagaimana memastikan setiap obat yang beredar itu aman, bermutu, dan berkhasiat," kata Taruna.
Baca juga: Kemenkes sebut populasi lansia bisa dijadikan bonus demografi kedua
Pihaknya menekankan bahwa BPOM mendukung inovasi yang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta melakukan penguatan di beberapa aspek.
Presiden Direktur PT EMOS Global Digital, Eddy T. Nawawi menjelaskan bahwa NET 2025 menandai langkah besar menuju masa depan layanan kesehatan Indonesia yang lebih cerdas dan terkoneksi.
"Transformasi digital tidak hanya menjadi kebutuhan, tetapi juga strategi utama dalam memperkuat sistem kesehatan nasional. Kolaborasi antara regulator, industri, dan tenaga kesehatan menjadi prasyarat mutlak dalam menciptakan ekosistem yang adaptif," katanya.
Sebagai penghubung antardistributor, apotek dan principal, pihaknya mengembangkan platform berbasis data yang mampu memberikan rekomendasi produk dan Virtual Assistant berbasis teknologi Large Language Model (LLM) yang berperan sebagai kanal dukungan interaktif yang efektif dan efisien.
Melalui inisiatif tersebut, pihaknya menyatakan komitmennya untuk memperkuat digitalisasi distribusi farmasi di Indonesia.
