Depok (ANTARA) - Sebagai pekerja ritel di daerah Jakarta dan terbiasa bekerja tanpa henti dari pagi hingga malam, Arya Mulya Wibowo (27) tak pernah menyangka bahwa penyakit usus buntu akan menghentikan langkahnya secara tiba-tiba. Pria yang telah menjadi peserta Program Jaminan Kesehatan (JKN) sejak usianya 7 tahun ini akhirnya merasakan langsung bagaimana kehadiran Program JKN menjadi penyelamat disaat kondisi kritis datang tanpa aba-aba.
“Saya sudah terdaftar sebagai peserta JKN sudah sangat lama dari sejak saya masih duduk dibangku sekolah sampai sekarang. Waktu itu orang tua yang daftarkan saya. Saat sudah bekerja, kepesertaan saya yang awalnya terdaftar mandiri sekarang sudah terdaftar dari kantor dan dibayarkan oleh kantor melalui potong gaji setiap bulannya. Tapi jujur saja, saya belum pernah benar-benar memanfaatkan Program JKN ini secara serius sampai akhirnya sakit usus buntu ini datang,” ujar Arya.
Gejala awal yang dialami Arya tergolong cukup ringan seperti nyeri di bagian perut kanan bawah yang ia sangka hanya akibat pola makan yang tidak teratur. Namun setelah dua hari tak kunjung membaik dan mulai disertai demam.
Baca juga: Lilis akui program jkn memberikan ketenangan baginya dan keluarga
Baca juga: Dede: Pengobatan jantung sampai dengan perawatan mata dan gigi dicover program JKN
Ia memutuskan untuk memeriksakan diri ke rumah sakit. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, tidak disangka ia harus menjalani operasi usus buntu dan pengobatan intensif selama beberapa hari di rumah sakit. Arya mengapresiasi pelayanan di rumah sakit, tidak ada diskriminasi antar pasien dan semua tindakan medis yang ia dapatkan dijamin oleh Program JKN.
“Dokter bilang ini gejala klasik usus buntu dan harus segera ditangani. Dalam hitungan jam, saya sudah masuk ruang operasi. Rasanya campur aduk, takut, kaget, tapi juga bersyukur karena saya nggak harus pusing mikirin biaya. Semua prosesnya ditangani dengan baik oleh rumah sakit berkat Program JKN. Saya dirawat di kelas dua sesuai hak saya, dan semua fasilitasnya nyaman. Perawat dan dokter sangat membantu, dan saya merasa benar-benar dilayani dengan tulus. Tidak ada perlakuan yang bikin saya merasa rendah karena pasien JKN,” tegasnya.
Arya juga menyampaikan bahwa selama empat hari di rumah sakit, seluruh biaya seperti tindakan medis hingga kontrol lanjutan semuanya dijamin Program JKN. Pengalaman itu membuka mata Arya akan pentingnya memiliki jaminan kesehatan, terutama bagi pekerja seperti dirinya yang rentan kelelahan dan cedera karena aktivitas fisik. Ia juga mulai aktif menyarankan rekan-rekannya untuk rutin membayar iuran dan tidak menunda menjadi peserta JKN sebab lebih baik sedia payung sebelum hujan dan sedia Program JKN sebelum sakit.
Baca juga: Pensiunan ini merasa terlindungi dengan adanya program JKN
“Banyak orang yang masih berpikir kalau masih muda dan sehat, ngapain harus bayar iuran JKN tiap bulan padahal juga tidak digunakan. Tapi kenyataannya, justru karena kita tidak tahu kapan tubuh kita akan menyerah, maka perlindungan kesehatan itu harus selalu siap. Seandainya saya harus bayar sendiri operasi kemarin, bisa habis jutaan rupiah. Tapi dengan adanya jaminan Program JKN, saya bisa fokus untuk proses pengobatan dan pemulihan pasca operasi tanpa beban pikiran soalan biaya rumah sakit,” ungkapnya.
Arya menekankan bahwa manfaat dari Program JKN tidak hanya dirasakan oleh mereka yang sering sakit, tapi juga sebagai bentuk tanggung jawab pribadi dalam menciptakan sistem kesehatan yang berkelanjutan. Menurutnya, ketika seseorang membayar iuran JKN meski jarang ke rumah sakit, mereka sedang memastikan bahwa orang lain yang membutuhkan bisa tertolong. Sebagai penutup, Arya berharap masyarakat bisa lebih membuka diri dan tidak memandang sebelah mata keberadaan Program JKN. Baginya, kesehatan adalah hal yang paling berharga dan perlindungan dini adalah langkah cerdas, bukan beban.
“Yang penting bukan seberapa sering kita pakai, tapi bagaimana kita ikut berperan menjaga stabilitas sistem kesehatan ini. Kalau semua orang sadar akan pentingnya jaminan kesehatan, maka yang sakit bisa langsung tertangani tanpa terhalang biaya. Jangan tunggu jatuh sakit baru panik cari solusi. Kita bisa kerja dan beraktivitas tenang karena tahu kalau ada sesuatu yang menjamin saat kita lemah. Itu bukan sekadar fasilitas, tapi bentuk kepedulian yang konkret. Dan saya sudah merasakan sendiri manfaat Program JKN disaat genting,” tutupnya
Program JKN jadi penyelamat Arya saat usus buntu menyerang
Selasa, 1 Juli 2025 11:05 WIB
Peserta BPJS Kesehatan Depok Arya Mulya Wibowo. (ANTARA/HO-BPJS Kesehatan Depok)
