Beijing (ANTARA) - Pemerintah China berharap negosiasi program nuklir Iran tetap berlanjut pasca serangan Israel ke faslitas militer dan nuklir negara tersebut.
"China menyerukan penyelesaian damai masalah nuklir Iran melalui cara politik dan diplomatik. Kami siap untuk menjaga komunikasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Senin (16/6).
"China juga siap memainkan peran konstruktif untuk meredakan situasi dan menciptakan lingkungan yang mendukung penyelesaian politik dan diplomatik masalah nuklir Iran," kata Guo Jiakun melanjutkan.
Pada Jumat (13/6) dini hari, angkatan bersenjata Israel (IDF) meluncurkan operasi skala besar yang dijuluki Rising Lion yang ditujukan terhadap sejumlah tokoh penting Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), ilmuwan nuklir hingga fasilitas militer program nuklir yang dimiliki Iran.
Baca juga: IAEA sebut serangan Israel merusak empat bangunan vital nuklir Iran
Iran kemudian meluncurkan Operasi True Promise III dengan tujuan target militer di Israel pada Jumat (13/6) malam. Kemudian pada Sabtu (14/6) malam, Iran meluncurkan gelombang kedua operasi True Promise III menyasar fasilitas ekonomi dan industri di kota pelabuhan Israel, Haifa.
Serangan tersebut menyebabkan terhentinya negosiasi nuklir tidak langsung antara Iran dan Amerika Serikat yang dimediasi Oman. Putaran keenam pembicaraan itu dijadwalkan berlangsung pada Minggu (15/6) di Muskat.
"Menteri Luar Negeri Wang Yi sudah melakukan percakapan telepon dengan menteri luar negeri Israel dan Iran pada akhir pekan, mendesak kedua pihak untuk mengatasi perbedaan melalui dialog," tambah Guo Jiakun.
Dalam pembicaraan Wang Yi dengan Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi pada Sabtu (14/6), Aragchi mengatakan serangan Israel menyebabkan korban di antara personel militer dan warga sipil Iran, terutama serangan terhadap fasilitas nuklir Iran, yang secara serius melanggar hukum internasional.
Baca juga: AS evakuasi staf diplomatik dari Kedubes Irak setelah ancaman Iran
Aragchi mengungkapkan harapan agar masyarakat internasional akan menyuarakan seruan terpadu untuk mendesak Israel menghentikan operasi militernya.
Sedangkan Wang Yi menyatakan dengan tegas mengutuk pelanggaran Israel terhadap kedaulatan, keamanan, dan integritas teritorial Iran dan dengan tegas menentang serangan sembrono yang menargetkan pejabat Iran dan menyebabkan korban sipil.
Tindakan Israel, kata Wang Yi, secara serius melanggar tujuan dan prinsip Piagam PBB dan norma-norma hubungan internasional. Secara khusus, serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran telah menjadi preseden berbahaya dengan konsekuensi yang berpotensi membawa bencana.
Sedangkan dalam pembicaraan Wang Yi dengan Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa'ar, Wang Yi mengatakan China jelas menentang serangan Israel terhadap Iran dengan kekuatan militer yang melanggar hukum internasional.
Baca juga: Pejabat Iran, dan Eropa bahas status program nuklir Iran
Israel dan Iran, menurut Wang Yi, sama-sama negara penting di Timur Tengah. Hubungan keduanya berdampak pada situasi perang dan perdamaian secara keseluruhan di Timur Tengah.
Tugas yang mendesak, kata Wang Yi adalah segera mengambil langkah-langkah untuk menghindari eskalasi konflik, mencegah kawasan tersebut jatuh ke dalam kekacauan yang lebih besar, dan kembali ke jalur penyelesaian masalah melalui cara diplomatik.
Wang Yi menyampaikan harapan agar baik Iran maupun Israel akan dengan sungguh-sungguh memastikan keamanan dan keselamatan lembaga dan personel China.
Sebagai respons, Aragchi maupun Gideon Sa'ar mengatakan bahwa pihak Iran dan Israel akan terus memastikan keamanan dan keselamatan institusi dan personel China.
Juru bicara Kementerian Kesehatan Iran Hossein Kermanpour mengatakan 224 orang tewas dan 1.481 orang di Iran terluka, lebih dari 90 persen adalah warga sipil, berdasarkan data tiga hari setelah serangan Israel.